SUKABUMIUPDATE.com - Adanya kematian kasus kematian ibu pada saat melahirkan, membuat Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kecamatan Cidahu, lakukan evaluasi terhadap kinerja paraji sebagai mitra bidan dan kader.
Kepala UPTD Puskesmas Kecamatan Cidahu, Febbie Nawawi kepada sukabumiupdate.com, Senin (22/5) menerangkan, kemitraan dengan paraji sudah berjalan selama sepuluh tahun. Ada sekitar 42 paraji terlatih di wilayah kerja kami yang berasal dari delapan desa di Kecamatan Cidahu. Namun lima bulan terakhir ini, antara paraji dan bidan kurang komunikasi.
BACA JUGA:Â UPTD Pendidikan Cicurug Kabupaten Sukabumi: Dua SD Negeri Kondisinya Memperihatinkan
“Peranan paraji ini sangat penting di tengah-tengah masyarakat, guna membantu bidan dalam menangani persalinan ibu hamil. Namun karena jarang ketemu, peranan mereka berkurang, dan ini menjadi bahan evaluasi bagi kami,†terangnya seusai memimpin evaluasi di Aula Kantor Desa Tangkil, Keamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi.
Ia menerangkan, Januari hingga Mei 2017, angka kematian ibu melahirkan di terdapat dua kasus akibat pendarahan, dan kasus kematian bayi empat anak karena berat badan lahir rendah (BBLR).
BACA JUGA:Â Pegawai UPTD Pasar di Kabupaten Sukabumi Awasi Penarikan Retribusi
“Standar berat badan bayi pada saat lahir seberat 2.500 gram. Kalau di bawah 2.500 gram si bayi sangat riskan sekali. Dari kasus yang terjadi di tahun ini, maka kami lakukan Pemeriksaan rutin terhadap bayi di usia enam jam sampai delapan hari dan saat berusia 28 hari,†jelasnya.
Sebenarnya, sebut dia, pihaknya sudah melakukan penekanan terhadap angka kematian ibu dan bayi melalui pelaksanaan penyuluhan konseling ibu hamil (kelas ibu) yang di lakukan oleh petugas dan kader. “Setiap bulan minimal dua kali dalam masa kehamilan, atau per semester,†imbuhnya.
Febbie menambahkan, pihaknya akan mengoptimalkan kembali peranan paraji yang sempat pasif dalam  lima bulan terakhir ini. akibat dari pasifnya paraji ini, sebut dia, intensitas kunjungan ke Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dan Puskesmas menurunm dan sedikit kurang maksimal.
BACA JUGA:Â Bidan PTT Jadi CPNS, Bupati Sukabumi: Tingkatkan Dedikasi dan Pengabdian
Febbie berjanji, akan melakukan sedikitnya dua kali dalam setahun, evaluasi kemitraañ bidan kader dan paraji.
“Sekarang kami atidak lagi melatih paraji baru. Pada saat kepemimpinan Bupati Sukmawijaya, ada program menyekolahkan putri peraji menjadi bidang. Namun di Kecamatan Cidahu sendiri, tidak ada anak paraji yang lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) sehingga tidak memenuhi kualifikasi untuk melanjutkan sekolah bidan,†paparnya.Â