SUKABUMIUPDATE.com - Memprihatinkan, kata yang cocok menggambarkan kondisi keluarga pasangan suami istri Apud (35) dan Imas Riah (32), serta tiga orang anak dan orang tua ayah dari Apud. Selama 17 tahun, warga Kampung Sampi RT 05/06, Desa Warnajati, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi itu, tinggal di rumah panggung tidak layak huni.
Di rumah berukuran 6x6 meter yang dihuni enam jiwa tersebut, Apud menuturkan, jika kondisi rumah yang ditempatinya sudah miring dan lapuk. “Ada beberapa orang yang sudah foto rumah dan sudah tiga kali juga saya kasih foto copy Kartu keluarga. Tapi sampai saat ini belum ada bantuan untuk perbaikan,†ucap Apud kepada sukabumiupdate.com, Sabtu (20/5).
BACA JUGA: Janda Empat Anak Kuli Cuci Huni Rumah Bilik di Gunungpuyuh Kota Sukabumi
Apud sangat berharap, ada bantuan dari pemerintah untuk memperbaiki rumahnya yang sudah rusak. “Kami sudah dijanjikan dapat bantuan tahun 2016 lalu, tapi sampai sekarang belum juga ada realisasinya. Bahkan beberapa waktu lalu, sempat juga dijanjikan diperbaiki bulan April dan kelewat juga,†katanya, tanpa menyebut siapa yang menjanjikan bantuan tersebut.
Istri Apud, Imas Riah (32) juga mengatakan, setiap hari dirinya berdoa agar rumahnya mendapatkan bantuan perbaikan dari pemerintah atau donatur. “Barangkali belum ada rezekinya, apalagi kami di rumah ini tidur bersama anak-anak dan orang tua yang sudah tua,†katanya. Penghasilan suami yang bekerja serabutan sebagai kuli batu kapur, jelas Imas, tidak mungkin lagi menyisakan penghasilannya yang tidak menentu itu untuk memperbaiki rumah.
BACA JUGA: Tanpa Santunan, Huni Rumah Bilik, Anak Istri Dadan Warga Cijambe Kabupaten Sukabumi
“Kalau ada orderan bisa buat makan dan jajan anak-anak saja, yang paling takut kalau musim hujan pada bocor dan gempa bumi suka keluar rumah khawatir ambruk. Saya mohon bantuannya kepada siapa saja. Gak usah bagus, yang penting tidak kehujanan,†harap Imas.
Sementara, Ketua RT 05, Sanan (57) mengungkapkan, dirinya sudah beberapa kali dikunjungi oleh staf desa. “Janji dari tahun 2014 tidak ada hasilnya. Saya malu, disuruh foto dan ngedata. Selaku Ketua RT jadi beban moral ke warga,†keluh Sanan.