SUKABUMIUPDATE.com - Jarak yang begitu jauh, ditambah lagi buruknya kondisi jalan, dikeluhkan warga, khususnya anak-anak di Kampung Ciseuti RT 07/4 Kedusunan Cikawung, Desa Rambay, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi.
Setidaknya bagi anak-anak yang mengenyam pendidikan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Cikawung, terpaksa harus berjalan sejauh empat kilometer dengan waktu tempuh dua jam, atau pulang pergi delapan kilometer dan empat jam.
Tujuh pelajar SDN Cikawung yang merupakan warga Kampung Ciseuti, yakni Sifa Aulia (8) kelas II, Jenab (10)Â kelas IV, dan Via, Anisa, Dandi, Dadeng, Siti Aviatul Munawaroh, semuanya berusia 11 tahun dan duduk di bangku kelas V.
"Setiap hari, mereka berangkat dari rumah menuju sekolah sekitar pukul 05.30 WIB, menelusuri jalan setapak di tengah hutan dan kebun," kepada sukabumiupdate.com Ketua RT 07/04, Hasan (34) bertutur, Kamis (11/5) pagi.
Begitu pun saat mereka pulang sekolah. Karena jarak yang lumayan jauh, ketujuh pelajar gigih tersebut baru tiba di rumah sekitar pukul 14.00-15.00 WIB.
Selain membawa buku pelajaran, Sifa Aulia bersama teman-teman lainnya selalu membawa bekal berupa nasi dan air untuk dimakan saat perjalanan pulang ke rumah.
BACA JUGA:
Soal SDN Cirengrang, DPRD Kabupaten Sukabumi akan Panggil Dinas Pendidikan
Selama 12 Tahun Jalan Kaki 14 Km per Hari, Guru SDN Cirengrang Kabupaten Sukabumi
Satu Guru TKS, Sembilan Pelajar, Tidak Tahu BOS, SDN Cirengrang Kabupaten Sukabumi Butuh Perhatian
Lebih jauh Hasan mengatakan, jika pihak pemerintah desa bersama warga sudah berusaha semaksimal mungkin dengan cara gotong royong membuka akses jalan, untuk mempersingkat waktu menuju SDN Cikawung.
"Daerah terpencil harusnya diperhatikan terutama akses jalan, lihat anak-anak kami tiap hari harus jalan kaki delapan kilometer. Kalau musim panas bisa diantar pakai motor, tapi sekarang musim hujan. Kami khawatir," pungkas Hasan.
Sementara itu Hudin (35) wali murid Sifa Aulia, mengaku sangat sedih dan terharu melihat perjuangan serta kegigihan anaknya bersama enam temannya.Â
"Sangat tinggi semangat anak-anak, tapi kalau sudah turun hujan mereka kecewa. Karena tahu kondisi jalan sangat parah," ujarnya.Â
Sementara, Sifa Aulia mengatakan, dirinya bercita-cita menjadi seorang dokter. Meski sering merasa lelah harus berjalan kaki sejauh delapan kilometer setiap hari untuk menuju sekolah, dirinya dengan pasrah menjawab sudah biasa.
"Sudah biasa, kadang capek juga. Setiap hari dikasih uang jajan sama orangtua tujuh ribu Rupiah, sambil bawa bekal nasi dan air minun," tandasnya.
Hal serupa juga diutarakan Siti Aviatul Munawaroh, dirinya berhatap jalan menuju sekolah bisa dibuat lebih baik, agar kemana-mana lebih mudah.Â
Semangat, dik!
Â