SUKABUMIUPDATE.com - Bupati Sukabumi Marwan Hamami, resmikan Islamic Boarding School Al-Wasilah Lilhasanah Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, Rabu (10/5).
Dalam sambutannya, Bupati mengatakan, istilah boarding school sebenarnya bukan sesuatu yang baru dalam konteks pendidikan, karena sudah sejak lama lembaga-lembaga pendidikan di Kabupaten Sukabumi menghadirkan konsep pendidikan boarding school yang diberi nama pondok pesantren (Ponpes).
Konsep ini, kata dia, dilatarbelakangi oleh kekhawatiran melihat kondisi kualitas generasi bangsa yang cenderung terdikotomi secara ekstrim, di mana pesantren terlalu ke agama dan yang sekolah umum terlalu keduniawian.
“Oleh karena itu dikonseplah upaya untuk menggabungkan pendidikan umum dan pesantren dengan melahirkan term baru yang disebut boarding school yang bertujuan untuk melaksanakan pendidikan yang lebih komprehensif-holistik, ilmu dunia (umum) dapat capai dan ilmu agama juga dikuasai,†paparnya.
BACA JUGA:
Bupati Sukabumi: Pramuka Tidak Lagi Sekadar Mengisi Masa Senggang
Wakil Bupati Sukabumi Ingin UN Tahun Depan Semua Sekolah Berbasis Komputer
Buka Ilmiah Tahunan IDI, Bupati Sukabumi: Dokter Harus Beri Pelayanan Prima
Kehadiran boarding school, ungkap dia, telah memberikan alternative pendidikan bagi para orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya. “Seiring dengan pesatnya modernitas, dimana orang tua tidak hanya suami yang bekerja tapi juga istri bekerja sehingga anak tidak lagi terkontrol dengan baik maka boarding school adalah tempat terbaik untuk menitipkan anak-anak,†ujarnya.
Selain itu, polusi sosial yang sekarang ini melanda lingkungan kehidupan masyarakat seperti pergaulan bebas, narkoba, tauran pelajar, pengaruh media, dan lainnya, ikut mendorong banyak orang tua untuk menyekolahkan anaknya di boarding school.
Kehadiran Yayasan Al-Wasilah Lilhasanah, imbuh Marwan, diharapkan mampu mendukung visi Kabupaten Sukabumi yaitu terwujudnya masyarakat Kabupaten Sukabumi yang religius dan mandiri.
“Maka sistem pendidikan yang diterapkan di yayasan Alwasilah Lilhasanah agar dapat mengarah pada penguatan sikap kepemimpinan, kemandirian, kesungguhan, keikhlasan dan kemasyarakatan sehingga mampu menunjukan eksistensinya dalam dunia pendidikan, seiring dengan dinamika perkembangan zaman dewasa ini yang dinilai semakin mengglobal dan cenderung mengarah pada degradasi moral,†sambungnya.Â
Sementara itu panitia penyelenggara Dede Ramdan, menyebutkan, bangunan yang berdiri di atas tanah seluas 10.000 meter persegi itu, menghabiskan biaya sebesar empat miliar rupiah.
“Harapan kami, dengan berdirinya yayasan ini mampu memberikan peran penting dan strategis dalam proses membangun sumber daya manusia Kabupaten Sukabumi yang handal, berkualitas, siswa intelek yang santri dan santri yang intelek,†katanya.