SUKABUMIUPDATE.com - Sukabumi City Fest (SCF) dan Sukabumi Colour Run yang digelar dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-103 Kota Sukabumi, yang dilaksanakan Minggu (16/4) pagi, menuai kontroversi di kalangan aktivis Islam dan nasionalis di Sukabumi.
Kalangan aktivis ini menganggap, colour run bukan bagian keragaman budaya yang ada di Indonesia, atau pun budaya Islam, melainkan budaya pemeluk Hindu di negara India.
Ketua Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Sukabumi, Dewek Sapta Anugrah, menyayangkan penyelenggaraan Sukabumi Colour Run yang diadakan Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi. Saat ini, budaya hura-hura didorong menjadi suatu kegiatan seremonial dalam peringatan HUT ke-103 Kota sukabumi.Â
"Kegiatan tersebut bukan kegiatan konstruktif bagi pemuda, tetapi mendorong pemuda Indonesia, khususnya Sukabumi menjadi pemuda berbudaya hedonisme, yang dinilainya tidak sesuai dengan indentitas dan jati diri bangsa Indonesia," ujar Dewek kepada sukabumiupdate.com.
BACA JUGA:
Merasa Tak Dilibatkan HUT 103, Sampah Sukabumi Colour Run Jadi Berkah Bagi Pemulung
Sosialisasi Keselamatan Berlalulintas Warga Kota Sukabumi Melalui SCF dan Colour Run
Mahasiswa Mahasiswi DKV STT Nusa Putra Borong Gelar Juara pada HUT ke-103 Kota Sukabumi
“Untuk itu, kami dari GMNI Sukabumi sangat tidak bersepakat dengan kebijakan yang diambil para pemangku kebijakan Kota Sukabumi, karena kegiatan ini hanya menjadi kegiatan yang kontradiktif dengan amanat UUD 1945,†paparnya.Â
Pemkot Sukabumi, menurut Dewek, seharusnya bisa melaksanakan kegiatan yang lebih baik, seperti mengangkat identitas budaya lokal. “Kalau budaya lokal yang diangkat, akan lebih berdampak positif bagi pengembangan pemahaman kebudayaan bangsa Indonesia di tengah globalisasi,†ungkapnya lebih jauh.
Sementara Ketua Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Sukabumi, Indra Lesmana, menyampaikan, dalam kegiatan tersebut banyak hal mubah.
“Ternyata kegiatan colour run ini sudah tiga kali berlangsung setiap HUT Kota Sukabumi. Luar biasa kegiatan ini, banyak penggemarnya. Acara ini diadopsi dari budaya India. Di mana bila suatu kaum mengikuti gaya dan cara budaya kaum lain, maka kaum itu sebagian dari kaumnya pula,†katanya menyitir bunyi salah satu hadits Nabi Muhammad SAW.
Sekadar informasi, di India perayaan colour run atau festival warna diadakan ketika bulan purnama terakhir. Lathmar Holi dirayakan dengan melemparkan bubuk tepung yang diberi pewarna, sehingga bubuk menjadi berwarna-warni. Tepung kemudian dilemparkan kepada teman, keluarga, bahkan orang lain sekalipun. Festival ini sangat dinanti umat Hindu menyambut datangnya musim semi di India.