SUKABUMIUPDATE.com – Pelajar Sekolah Dasar (SD) Negeri Cirengreng, Desa Rambay, Kecamatan Tegalbuleud, meminta perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukabumi, agar memerhatikan pendidikan di kampung terpencil tersebut.
“Sekolah kami ingin maju seperti sekolah lainnya. Kami minta perhatian pemerintah daerah (Kabupaten Sukabumi-red), khususnya Bupati agar lebih memerhatikan sekolah kami,†ujar Aulia Fitri (11) siswi Kelas IV kepada sukabumiupdate.com, Selasa (11/4)
Selain itu, Aulia yang bercita-cita menjadi polisi wanita ini menerangkan, di sekolahnya tersebut, hanya ada satu orang guru bernama Dadang Sudrajat. “Kami juga memohon pemerintah memerhatikan nasib guru kami, agar diangkat menjadi pegawai negeri sipil (PNS-red),†ujarnya.
Sementara Ketua Komite SDN Cirengrang, Wahyudin (42), menerangkan, sekolah tersebut sudah berdiri semenjak 1979. “Sekolah ini menginduk ke SDN Cikawung. Total keseluruhan jumlah siswa di sekolah ini sembilan orang,†ungkap dia.
Kesembilan siswa itu, yakni siswa kelas satu berjumlah tiga orang. Kelas dua tidak memiliki siswa, kelas tiga dua orang, kelas empat satu siswa, kelas lima tidak memiliki siswa dan kelas enam dua orang.Â
“Semua siswa ini mendapatkan pelajaran dari satu pendidik yang berstatus tenaga kerja sukarela atau TKS,†paparnya.
BACA JUGA:
23 Tahun Tanpa Pembangunan, Derita Warga Cirengrang Kabupaten Sukabumi
Nasionalisme Pelajar SDN Cirengrang Kabupaten Sukabumi dalam Keterbatasan
Dua Tahun Siswa SD N 1 Nyangkowek Kabupaten Sukabumi Belajar di Kelas Tanpa Plafon
Wahyudin mengungkapkan, proses belajar mengajar di SDN Cirengrang ini berlangsung selama empat hari. “Senin sampai Kamis saja proses belajar mengajar di sini. Biasanya pembelajaran hari Jumat dan Sabtu disatukan pada hari Kamis,†ungkapnya.
Selama dua belas tahun menjabat sebagai Ketua Komite, tambah Wahyudi, dirinya tak pernah tahu menahu soal bantuan operasional sekolah (BOS). “Kami hanya ingin sekolah ini tetap ada, dan ditingkatkan pembangunannya,†sebut dia.
Sebenarnya, kata dia, segala upaya telah dilakukan masyarakat untuk mempertahankan sekolah tersebut. “Pernah sekolah ini mendapatkan bantuan rehab satu lokal pada tahun 2009 silam. Kalau tak salah nilainya Rp40 juta. Setelah itu, belum pernah lagi ada bantuan,†katanya.
Sementara Hamdan (29) orang tua murid berharap di sekolah itu ada pendidik yang menetap, agar siswa bisa belajar setiap hari. “Saat ini hanya ada satu pendidik. Itu pun rumahnya jauh,†ujarnya.
Satu-satunya guru di SDN Cirengrang, bernama Dadang Sudrajat (38), tinggal di Kampung Cikawung RT 03/03, Desa Rambay, atau sekitar empat kilometer dari lokasi sekolah tersebut.
Sementara Kepala Sekolah SDN Cirengrang yang juga Kepala Sekolah SDN Ciwaru, Usep belum berhasil dikonfirmasi terkait kondisi sekolah tersebut.