SUKABUMIUPDATE.com - Ketua Perhimpunan Keluarga Berenca Indonesa (PKBI) Sukabumi Iin Hendriati mengatakan, masih marak perkawinan anak dan kehamilan usia remaja serta sunat perempuan dewasa ini. Hal itu disampaikan saat launching program Yes I Do di Gedung Pendopo Negara Kabupaten Sukabumi, Jl Ahmad Yani, Kota Sukabmi, Senin (10/4).
Ia menyebutkan, fenomena tersebut berakar pada ketimpangan gender, kemiskinan, minimnya pendidikan seksual dan reproduksi bagi remaja.
Menurut Iin, upaya untuk mengurangi atau menurunkan perkawinan anak dan sunat perempuan, serta mencegah kehamilan usia remaja, terus dilakukan tidak hanya di Sukabumi melibatkan berbagai lembaga internasional dan nasional.
“Di Indonesia sendiri, praktik perkawinan anak dan sunat perempuan serta terjadinya kehamilan usia remaja masing berlangsung dengan tingkat yang berbeda-beda, berdasarkan wilayah,†terangnya.
BACA JUGA:
Marwan Doakan Kesembuhan dan Titip Kabupaten Sukabumi ke Adjo
Setahun Kinerja Marwan-Adjo, Sikap Hanura Kabupaten Sukabumi Sama dengan PAN
Dua Partai Nilai Nol Besar, Pemkab Sukabumi Sodorkan Capaian Kinerja Positif Marwan-Adjo
Terkait dengan kehamilan remaja berdasarkan studi, lanjut Iin, terdapat 19,06 persen responden perempuan usia 15-24 yang memiliki anak. "Putus sekolah akibat kehamilan remaja ini juga mencapai angka sebesar 36,3 persen responden perempuan.
Study baseline ini juga menunjukan terdapat 40,6 persen responden perempuan yang mengalami kehamilan remaja dengan kondisi kehamilan diluar nikah," bebernya.
Sementara Istri Bupati Sukabumi, Yani Marwan Hamami mengapresiasi launching Yes I Do tersebut. Pasalnya, program Yes I Do ini menggalakkan tigas isu yakni pernikahan anak, kehamilan remaja dan sunat perempuan.
“Program ini luar biasa terutama dua hal yaitu pernikahan anak dan juga kehamilan remaja, bagaimana mereka bisa mengusahakan agar anak anak kita bisa lebih menentukan pilihannya untuk tidak menikah pada saat usia muda. Program ini sejalan dengan Visi dan Misi Kabupaten Sukabumi,"ucapnya.