SUKABUMIUPADTE.com - Kecamatan Cicurug mungkin tidak lama lagi akan memiliki sebuah lembaga pendidikan yang mengajarkan keagamaan sekaligus keberagaman. Selain sebagai pusat pendidikan, tempat tersebut juga sekaligus sebagai tempat wisata religi yang memiliki nilai sejarah yang panjang.
Sebagai salah satu bagian dari Jawa Barat yang kental dengan sejarah dan budaya tradisional, secara historis Kabupaten Sukabumi memiliki hal serupa. Tidak hanya beragam objek wisata alam nan indah, terdapat juga bangunan-bangunan lama yang memiliki cerita tersendiri di baliknya.
Keberadaan Klenteng Kebon Limus berlokasi di Kampung Cipari Girang, Kebon Limus RT 06/04, Desa Tenjolaya, Kecamatan Cicurug. Informasi berkembang di masyarakat, Klenteng Kebon Limus berdiri sejak 1975. Luas bangunan sekitar 500 meter persegi, dan berdiri di atas area seluas 8.800 meter persegi.
Konon berdirinya Klenteng Kebon Limus tersebut, karena adanya patilasan Eyang Raden Semadalan Paku Alam Jaya Kusuma, nama lain Prabu Kian Santang, dan Eyang Raden Temanggung Jaya Kusuma atau nama lain salah satu penguasa Tatar Pasundan ketika itu, Prabu Siliwangi.
BACA JUGA:
Komunitas Trail Surade Kabupaten Sukabumi Buka Jalur Wisata Perawan
Puncak Dungus Teureup, Spot Selfie Cantik di Balik Teluk Minajaya Kabupaten Sukabumi
Curug Banteng, Kabupaten Sukabumi, Pilihan Wisata Akhir Pekan
Menurut Kepala Desa Tenjolaya, Aryo Bangun Adinoto, Klenteng tersebut ada hubungannya dengan Situs Batu Kujang di wilayah Desa Cisaat, yang berjarak sekitar satu kilometer.
Tanah tersebut kemudian dihibahkan oleh warga Jakarta bernama Vicktor, ke Yayasan Kebangsaan Gema Cita Nusantara di bawah binaan Mayjen CPM Purn. Unggul K Yudoyono dan Mantan Panglima TNI, Jendral Purn. TNI H. Moeldoko.
Pihak KGCN terketuk hatinya untuk melestarikan Klenteng Kebon Limus, karena ada patilasan Prabu Kian Santang dan Prabu Siliwangi. Sebagai lokasi wisata religi, ke depannya akan dilakukan renovasi dan menghidupkan kembali klenteng tersebut.
“Ya, selama itu bisa bermanfaat serta dapat meningkatan perekonomian masyarakat dari sisi wisata, lalu menyerap tenaga kerja kenapa tidak,†tutur Aryo kepada sukabumiupdate.com, Kamis (6/4).
Bahkan rencananya, di tempat yang sama, akan dibangun pula sebuah madrasah diniyah (MD) yang kemudian akan dikembangkan menjadi pondok pesantren.