SUKABUMIUPDATE.com - Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) menghimbau warga Jawa Barat (Jabar), khususnya di Kabupaten Sukabumi untuk tidak terlibat dalam Aksi 313 (31 Maret) mendatang di Jakarta. Hal itu menurutnya, karena lebih condong kepada kepentingan politik ketimbang kepentingan agama.
"Meskipun aksi itu hak semua warga dalam menyampaikan aspirasi, namun untuk aksi ke Jakarta 313, menurut saya, itu lebih condong kepada kepentingan politik," tegas Kapolda Jabar, Inspektur Jendral Polisi (Irjen Pol) Anton Charlyan, kepada sukabumiupdate.com, usai bersilaturahmi dengan warga yang juga didampingi Kepala Kepolisian Resor (Polres) Sukabumi Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) M. Ngajib, di salah satu hotel di Palabuhanratu, Rabu (29/3).
Menurut Anton, warga Kabupaten Sukabumi tidak usah ikut-ikutan dengan kegiatan tersebut, meski dalam aksi tersebut nantinya berbentuk solat bersama, doa bersama, maupun ibadah lainnya. "Kalau mau ibadah di tempat masing-masing saja, kalau kita khusyu, insha Allah diterima Allah," tambahnya.
BACA JUGA :
Kapolda Jabar Buat Warga Sukabumi Menangis
Kapolda Jabar Jadi Komandan Kontingen Peparnas
Kapolda Jabar: Laporkan Jika Menemukan Pungutan Liar
Apalagi, jika berhubungan dengan kepentingan politik, karena saat ini yang menggelar pemilihan kepala daerah, bukan Jabar melainkan DKI Jakarta. Jadi, untuk urusan politik, kata Charlian, lebih baik mengurus rumah tangga masing-masing saja. "Coba bayangkan, kalau yang memilih gubernur itu Jabar, lalu banyak yang datang dari Jatim, Sulawesi, atau daerah lainnya bagaimana," ujarnya setengah bertanya.
Lebih jauh, usai acara yang juga dihadiri anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Badri Suhendi itu, dirinya menegaskan, jika warga Kabupaten Sukabumi itu cerdas dan bisa membedakan kepentingan agama dan politik, sehingga tidak tertipu begitu saja. Jika dikaitkan dengan urusan pembangunan, semuanya perlu adanya kebersamaan sehingga membangun kekuatan yang sangat luar biasa.
"Kekuatan itu ada, jika kita menjaga kebersamaan dan berdampingan. Untuk urusan keamanan, polisi tidak bisa sendiri, butuh dukungan dari berbagai komponen masyarakat. Apalagi untuk hal lainnya yang tentunya harus hidup berdampingan. Tidak ada kenisbian atau pun kemutlakan," pungkasnya.