SUKABUMIUPDATE.com - Puluhan sopir angkot dari dua trayek dari jurusan Palabuhanratu-Citarik dan Palabuhanratu-Kiaradua, melakukan aksi unjuk rasa ke Pos Penjagaan dan Pengaturan (Gatur) di jalan Siliwangi depan Pasar Semi Modern (PSM) Palabuhanratu, Senin (27/3).
Aksi unjuk rasa tersebut akhirnya berujung musyawarah di Markas Kepolisian Sektor (Polsek) Palabuhanratu. Dalam aksinya, sopir angkot meminta agar pihak pemerintah tidak melarang angkot untuk nge-time di depan PSM Palabuhanratu, serta tidak melarang angkot jurusan Palabuhanratu-Kiaradua melintas di Jalan Siliwangi ketika masuk wilayah Palabuhanratu.
"Kami meminta kembali ke jalur semula, tidak dimasukan ke jalur Pangsor, karena banyak penumpang pelajar SDN 1 Palabuhanratu, karyawan perkantoran, dan pertokoan swalayan di Jalan Siliwangi," ungkap perwakilan sopir jurusan Palabuhanratu-Citarik, Johan (45), kepada sukabumiupdate.com.
Selain itu, angkot yang selama ini kerap nge-time di pintu masuk dan keluar PSM Palabuhanratu untuk kembali diperbolehkan dan tidak di tempatkan di dalam pasar. Hal tersebut menurutnya, penumpang posisinya berada di luar pasar sehingga penghasilan menjadi berkurang setelah angkot dimasukan ke dalam pasar.
"Setelah adanya penertiban, penumpang menjadi berkurang dan untuk setor pun menjadi nombok," bebernya.
BACA JUGA:
Kurangi Macet Cibadak, Pengemudi Angkot Cikidang Tolak Masuk Terminal
Demo Sopir Angkot 07 Cibadak-Cisaat, Pelajar Terpaksa Naik Truk
Protes Colt Mini Tetap Masuk Kota Sukabumi, Angkot Cisaat Demo
Penolakan pun dilontarkan Ketua Persatuan Warga Pasar (Perwapas) Maidin, menurutnya, dengan penempatan angkot di dalam pasar membuat tidak nyaman konsumen, apalagi seringkali terjadi gesekan antara sopir angkot di dalam pasar.
Ditambahkan Maidin, saat ini, menjelang hari nelayan dan bulan Ramadhan, sehingga ditakutkan konsumen semakin berkurang. "Saat ini konsumen sudah mulai berkurang, dan kami sangat keberatan dengan adanya angkot di dalam pasar, karena pasar diperuntukan untuk berdagang, bukan untuk terminal," jelasnya.
Sementara, pengelola parkir mengaku tidak keberatan angkot mangkal di dalam pasar dengan catatan meminta kontribusi sebesar Rp2 ribu per angkot per hari. "Selama tidak terjadi penumpukan, dan jangan lewat belakang pasar," jelas pengelola parkir PSM Palabuhanratu, Yusuf.
Adapun, perwakilan pengembang PSM Palabuhanratu, Samdarji menegaskan, dirinya mendukung penertiban yang dilakukan, terlebih keberadaan pasar di pusat ibu kota kabupaten. Selama ini, lanjut Samdarji, adanya gerobak di halaman parkir pasar membuat pasar tersebut, menjadi terlihat semerawut.
"Saya mendukung penataan angkot dan pedagang untuk ketertiban, karena Palabuhanratu sebagai Ibu Kota Kabupaten Sukabumi harus tertata rapi," tandasnya.