SUKABUMIUPDATE.com - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sukabumi, Agus Mulyadi angkat bicara soal rumah tidak layak huni di Desa Mekarsari, Kecamatan Cicurug. Menurut Agus, setidaknya ada 51 unit rumah tidak layak huni (rutilahu) di sekitar perbatasan tembok pabrik aqua yang berada di Wilayah Desa Mekarsari, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi.
"Saya meminta kepada pihak perusahaan Aqua menjalankan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 121 tahun 2015, tentang sumber daya air," pinta Agus melalui sukabumiupdate.com, Sabtu (25/2) sore, sekira pukul 15,00 WIB.
Ditambahkan Agus yang juga warga Cicurug itu, berbicara program corporate social responsibility (CSR) Aqua, menurutnya belum sesuai apa yang selama ini dilakukan kepada masyarakat. "Perlu dilakukan audit soal penyaluran dana CSR Aqua, meskipun itu perusahaan swasta tapi perlu transparan dalam menyalurkannya."
Masih menurut Agus, jika dilakukan secara transparan, maka akan ada pengawasan dari masyarakat, sehingga nantinya akan ketahuan apakah program CSR Aqua tersebut tepat sasaran atau tidak. "Intinya saya mempertanyakan program CSR Aqua, mana kepeduliannya untuk masyarakat yang terdekat dengan pabrik, ini mereka tinggal di sekitar pabrik Aqua lho, ring satu," pungkasnya.
BACA JUGA:
Akan Dibongkar, Gubuk Derita Eko di Kecamatan Cicurug Kabupaten Sukabumi
Tinggal di Gubuk, Sembilan Jiwa Warga Cicurug Kabupaten Sukabumi
Sementara Kepala Desa Mekarsari, Iwan Ridwan membenarkan pernyataan Agus Mulyadi bahwa terdapat 51 rutilahu yang memerlukan bantuan dari pihak perusahaan yang berada di wilayahnya.
"Saya sebagai kepala desa sangat bingung ketika puluhan rumah warga kami di tujuh rukun warga, dari mulai RW 01 hingga 07. Karena jika berbicara anggaran dari Dinas Sosial, tidak akan memungkinkan, karena hanya empat juta Rupiah. Karenanya saya berharap Aqua bisa membantu, jangan hanya setahun sekali," harap Iwan.
Dihubungi terpisah, Supervisor CSR PT Aqua Golden Mississippi Mekarsari, Andi Suhandi mengatakan, untuk program rutilahu saat ini tengah dalam penganggaran. "Bulan Desember tahun lalu tidak tereksekusi, sekarang dalam proses penganggaran baru. Kalau Aqua programnya mungkin dinilai lambat, tapi pasti," selorohnya.