SUKABUMIUPDATE.com - Kepala sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Ciracap, Heri Subekti, membantah telah melakukan pemaksaan pengunduran diri terhadap salah seorang siswa Kelas VIII berinisal MFF.
Namun, ia membenarkan meminta petugas hubungan masyarakat (Humas) bernama Mamad untuk menemui orang tua MMF, membawa format surat yang berisi pernyataan. “Humas ke rumah orang tua MFF untuk mencari solusi dan upaya-upaya lainnya,†kilah Heri saat dihubungi sukabumiupdate.com, Selasa (21/2) malam, pukul 20.00 WIB.
Adanya pernyataan dari Mamad tentang akan tetap mengeluarkan MFF dari sekolah, kata Heri, bukan merupakan kebijakan resmi dari sekolah. “Itu tidak mewakili sekolah. Dan saya tidak pernah meminta Mamad untuk bersikap demikian. Harusnya orang tua siswa ketika mendapatkan pernyataan seperti itu, segera menghubungi saya,†terang Heri.
Ia menerangkan, orang tua MMF sudah berkali-kali diminta untuk datang ke sekolah. “Namun tidak pernah datang. Baru datang ke sekolah, ketika Humas hendak menyodorkan surat solusi. Dan memang tidak ketemu dengan saya, karena sedang mengikuti rapat dinas di Sukabumi,†ujar dia.
BACA JUGA:
Bolos Karena Sepatu Robek Siswa SMPN 1 Ciracap Kabupaten Sukabumi Dipaksa Mundur
Bolos Sekolah, Puluhan Pelajar di Cisaat Kabupaten Sukabumi Terjaring Razia Polisi
Ini Jawaban Disdik Kabupaten Sukabumi Soal 7 Ribu Siswa SD di Cidahu Putus Sekolah
Heri membenarkan pihaknya pernah menyarankan kepada orang tua untuk mencabut berkas atau memindadahkan MMF ke sekoah lain. Langkah ini diambil, karena tidak ada perubahan sikap dari siswa tersebut. “Namun ketika orang tua menolak untuk melakukan pencabutan berkas, maka MMF masih tercantum sebagai siswa kami,†imbuh Heri.
Soal baju almamater, terang Heri menambahkan, pihak sekolah bukan tidak memberikan. Namun persoalannya, ketika pihak koperasi hendak memberikan langsung kepada siswa, MMF tidak pernah masuk kelas. “Kami sangat menyayangkan sikap media yang menyorot langkah akhirnya,†sesal dia.
Sementara, MMF kepada sukabumiupdate.com mengaku tidak masuk kelas selama 20 hari, karena tidak memiliki sepatu untuk bersekolah. Dan tersiar kabar di kalangan siswa lainnya jika ia telah dikeluarkan oleh pihak sekolah. “Saya masih ingin sekolah,†katanya.