SUKABUMIUPDATE.com - Masa transisi pengelolaan Terminal KH. Ahmad Sanusi di Jalan Jalur Lingkar Selatan dari Pemerintah Kota Sukabumi ke pemerintah pusat memunculkan persoalan baru. Selain gaji pegawai yang terlambat, penambahan fasiltas terminal juga terhambat lantaran dananya  tidak dianggarkan.
Kepala Terminal KH. Ahmad Sanusi, Kota Sukabumi Yukky Rakhmat Yunus mengatakan, sebanyak 35 PNS yang bertugas masih mengandalkan gaji dari Pemerintah Kota Sukabumi. Sementara 61 Tenaga Kerja Sukarela (TKS) belum sama sekali menerima honor. Pelayanan terus berlangsung di tengah keterbatasan fasilitas dan anggaran.
“Walaupun anggaran untuk gaji belum turun dari pemerintah pusat, kami ingin terminal  benar-benar melayani masyarakat dengan sepenuh hati. Khusus untuk TKS, mudah-mudahan Maret sudah turun honornya,†ujarnya kepada sukabumiupdate.com, Senin (20/2), seusai berkoordinasi dengan Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Sukabumi Abdulrachman.
BACA JUGA:
Pilih Bertahan, Pedagang Eks Terminal Sudirman Kota Sukabumi
Dishub Kota Sukabumi Akan Bereskan Terminal Bayangan
Sopir Bogoran L300 Protes Banyak Terminal Bayangan di Jalan Lingsel
Sejak pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan pengambilalihan terminal Tipe A dari daerah, pengelolaan dan pengembangan terminal KH Achmad Sanusi alami hambatan. Pasalnya, terminal bus tersebut masih dalam tahap pembangunan, sehingga menumbulkan persoalan tersendiri dalam penataan dan pengelolaannya.
“Kalau dipersentasekan baru sekitar 60 persen sarana dan prasarana  yang sudah ada. Kursi calon penumpang, ruangan tempat istirahat awak bus dan mebeler juga belum ada. Lampu penerangan di terminal juga belum memadai,†kata Yukky.
Dia tidak bisa memastikan penambahan fasilitas kebutuhan. Pasalnya, pada 2017, pemerintah pusat hanya menganggarkan untuk gaji dan honor pegawai. Sedangkan dana untuk penambahan fasilitas dan sarana lainnya tidak dianggarkan. “Kami sudah mengajukan anggaran ke pemerintah pusat untuk biaya penambahan fasilitas. Tapi kalau pun dipenuhi, mungkin itu untuk tahun depan,†katanya.
Salah satu kiat untuk memenuhi kebutuhan fasilitas, kata dia, dengan mencari dana dari corporate sosial responsibility (CSR) perusahaan swasta atau lembaga perbankan. Yukky telah mengajukan bantuan ke salah satu bank untuk pengadaan kursi penumpang dan fasilitas khusus penyandang cacat pisik. “Mudah-mudah di setujui. Kami terus mencari dana CSR sebelum anggaran turun dari kementerian karena kebutuhan mendesak,†jelasnya.