SUKABUMIUPDATE.com - Rabu (15/2) subuh, sekitar pukul 04.47 WIB, warga Sukabumi, khususnya wilayah kota dikejutkan dengan guncangan gempa cukup kuat. Gempa dengan kekuatan 4.0 skala richter (SR) ini dirasakan cukup kuat, hingga membuat sejumlah warga di Kota Sukabumi berhamburan keluar rumah.
“Iya terasa banget. Kaget, langsung saja keluar apalagi saya tidur menggunakan kasur lantai," ucap salah seorang warga Gunungpuyuh Kota Sukabumi, Yani Suhartini (38), kepada sukabumiupdate.com.
Hal senada dirasakan Indra Hendrawan (30), warga Gunungpuyuh lainnya, yang baru selesai menggelar sholat subuh saat guncangan terjadi. “Geterannya memang lumayan besar. Belum sempet berdoa saya langsung lari keluar, takut rumah kontakan roboh,†tukasnya.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis gempa diduga berasal dari aktivitas sesar Cimandiri. Menurut BMKG sumber gempa terletak pada koordinat 6,90 lintang selatan dan 106,82 bujur timur, 12 kilometer arah barat laut Kota Sukabumi, pada kedalaman 10 kilometer.
“Diduga dari gerakan sesar Cimandiri, episentrumnya tidak jauh dari muara Sungai Cimandiri, wilayah Selatan Sukabumi,†jelas Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono, melalui rilis yang diterima sukabumiupdate.com. (15/2).
BACA JUGA:
Gempa 5,1 SR Berpusat di Perairan Selatan Kabupaten Sukabumi
Gempa Bumi Akibat Aktivitas Subduksi Lempeng
Menurut Daryono, gempa yang tergolong dangkal berdasarkan kedalaman lokasi sumbernya itu akibat aktivitas sesar aktif. “Sejauh ini kita berpatokan dititik itu ada zona sesar Cimandiri yang menjadi pembangkit gempa ini,†ujarnya.
Guncangan cukup kuat dengan intesitas gempa level II-II versi BMKG atau III-IV MMI dirasakan di sebagian Kota Sukabumi dan sekitarnya seperti Cisaat, Cipurut, Karang Tengah, Cijangkar, Cireundeuy, dan Cienggang.  “Kondisi geologi daerah itu menjadi faktor yang memperkuat guncangan gempa†ucap Daryono.
Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Geologi menyebutkan, daerah terdampak gempa disusun oleh endapan kuarter berupa endapan aluvial pantai, endapan aluvial sungai, endapan rombakan gunung api, dan batuan sedimen tersier yang sebagian telah mengalami pelapukan.
“Batuan sedimen tersier mengalami pelapukan dan endapan kuarter pada umumnya bersifat urai, lepas, belum kompak (unconsolidated), dan memperkuat efek guncangan gempa,†pungkas Daryono.
Jika dilihat dari gambar yang dirilis BMKG, titik gempa kali ini berada di daratan antara antara Kecamatan Simpenan, Bantargadung hingga Warungkiara. Sejauh ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten dan Kota Sukabumi belum menerima laporkan dampak kerusakan akibat gempa tersebut.
Â
Sumber: BMKG