SUKABUMIUPDATE.com - Rayakan Cap Go Meh, dua barongsay beraksi di tengah ruangan auditorium Sekolah Budhi Luhur. Barongsoy yang menyerupai singa berwarna putih dan kuning itu berlenggak-lenggok mendekati kerumunan anak-anak berbaju merah. Sontak saja menciptakan teriakan hoboh dan histeris, ada geli dan takut.
Kemeriahan itu yang terlihat, saat digelarnya atraksi barongsay, yang merupakan rangkaian acara perayaan Tahun Baru Imlek di sekolahan tersebut.
Nampak kedua barongsay yang tergabung dalam Tim Gie Say Widhi Sakti itu mempertunjukkan atraksi yang mengundang decak kagum penonton, saat melompat setinggi lima meter diiringi suara genderang dan simbal yang dimainkan secara ritmis.
Bukan itu saja, kedua barongsay itu juga mempertontontan keahlian lain, seperti duduk seraya sambil garuk-garuk, tiduran, atau bahkan berguling-guling dengan gestur mengundang tawa penonton.
Singa-singa imajiner itu bergantian naik ke bangku dan menampilkan atraksi yang cukup mendebarkan, membuat penonton menahan nafas karena takjub. Sebelum pementasan berakhir, anak-anak yang menyaksikan atraksi tersebut berebut memasukkan amplop merah melalui mulut barongsay.
Kemampuan yang mampu mengundang decak kagum dan mengocok perut penonton ini ternyata, pernah membawa tim barongsay asal Kota Sukabumi itu, menjuarai perlombaan barongsay di beberapa negara seperti Malaysia, China, dan sejumlah negara lainnya.
Ketua Tim Barongsai Gie Say Widhi Sakti, Ciwi menuturkan, makna barongsay sendiri menurut fengshui sebagai simbol pembawa kesuksesan dan keberuntungan. “Keberadaan barongsay dalam perayaan Cap Go Meh, menjadi sebuah tradisi sekaligus hiburan.â€
Bahkan menurutnya, masyarakat Kota Sukabumi selalu antusias menyambut pertunjukan barongsay. Ia berharap barongsay di kota ini bisa lebih berkembang lagi. "Saya harap pertunjukan barongsay yang selalu disambut positif oleh masyarakat ini, menjadi memotivasi kami untuk terus mengembangkan kesenian ini," tandasnya.
BACA JUGA:
Imlek, 8 Ribu Warga Tionghoa Kunjungi Vihara Dharma Bakti
Libur Imlek Museum Benteng Tangerang Ramai Dikunjungi
Gong Xi Fa Cai, Kemeriahan Malam Tahun Baru Imlek ke 2568 di Vihara Widhi Sakti Kota Sukabumi
Salah seorang pemain barongsay Han Han (23) berpendapat, barongsay bukan hanya sebatas seni dari etnis Tionghoa. Tetapi, kata dia, juga memberi edukasi. “Barongsay di beberapa sekolah telah dijadikan ekstrakurikuler,†tutur Han Han.
Lebih jauh Han-han menuturkan, untuk bermain barongsay tidak harus dari etnis Tionghoa. Sebagai sebuah seni, kata dia, barongsay boleh dimainkan oleh etnis lainnya. “Kami terbuka untuk warga lainnya untuk memperlajari barongsay,†jelas Han Han.