SUKABUMIUPDATE.com - Politikus Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Kabupaten Sukabumi, Ade Hendrawan, memutuskan pindah rumah politik. Diberitakan sebelumnya, Ade di PAWÂ (pergantian antar waktu) dari kursi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), pada 17 Nopember 2016 silam.
Kamis (2/2), Ade mendaftarkan diri ke Sekretariat Partai Golongan Karya (Golkar), di Jalan Cipelangleutik, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi. Dengan demikian, kini ia tercatat sebagai anggota partai beringin tersebut.
Menurut Ade, atau akrab dipanggil Aheng ini, Partai Hanura merupakan anak dari Partai Golkar. "Makanya saya cenderung pindah ke Partai Golkar, karena di Sukabumi, partai ini merupakan pemenang Pemilu. Saya sebenarnya leluasa masuk partai mana pun, karena sudah diberhentikan dari Hanura," jelasnya kepada sukabumiupdate.com, Kamis (2/12).
Lebih jauh, Aheng menjelaskan, untuk menuju Pemilu 2019, dirinya akan berusaha sekuat tenaga berjuang untuk membesarkan partai barunya tersebut. "Pendukung saya itu bukan pendukung Hanura, tapi pendukung saya pribadi. Partai mana pun kalau figurnya tidak terima masyarakat, ya nggak bisa."
BACA JUGA:
Pimpin Partai Hanura Kota Sukabumi, Bayu Waluya Bantah Jegal Mulyono
HUT Dasawarsa, Hanura Kabupaten Sukabumi Santuni Yatim dan Jompo
Ini Dia, Nakhoda Baru DPC Partai Hanura Kabupaten Sukabumi
Sementara itu, Wakil Ketua DPD Partai Golkar, Asep Haryanto mengatakan, partainya merupakan partai terbuka bagi siapa pun yang ingin bergabung. "Silakan saja, asal bersedia dan berkomitmen untuk melaksanakan AD/ART partai."
Sedangkan Pengamat Politik Sukabumi, Abdullah Ril menyebutkan, kahadiran Aheng di Golkar, bisa menjadi motivator bagi kader lain terlebih anggota DPRD Fraksi Golkar yang maju dari daerah pemilihan (dapil) yang sama. Namun, Aheng juga bisa menjadi ancaman bagi incumbent jika raihan suara pribadinya tidak meningkat.
"Kalau kinerja incumbent selama duduk di kursi DPRD baik, maka tidak ada yang perlu ditakutkan. Malah harus berterimakasih, karena akan membantu raihan suara partainya," paparnya, Jumat (3/2).
Ditambahkannya, Aheng masuk ke Golkar tentu memiliki tujuan. Selain sakit hati oleh Hanura, Aheng juga dinilai masih ingin berperan di legislatif, sehingga Pemilu 2019 mendatang akan menjadi peluang untuk come back.
"Sepengetahuan saya, Aheng menjadi anggota DPRD dari dua dapil berbeda. Periode 2009-2014 di Dapil VI, sedangkan periode 2014-2019 dari Dapil V. Berbeda dapil tapi tetap menang, berarti perlu diperhitungkan," pungkas Abdullah.