SUKABUMIUPDATE.com - Tidak terasa Karinding Sukabumi Ngahiji (Karasukan) akan menginjak usianya yang ke dua, sejak berdirinya pada Februari 2015 lalu. Dalam waktu yang singkat ini, Karasukan berupaya terus menunjukkan komitmen dalam melestarikan alat musik warisan leluhur ini.
Tidak mudah menghidupkan kembali kesenian yang nyaris punah, karena generasi muda cendrung lebih cepat menerima sesuatu yang baru meski pun hal tersebut belum tentu sesuai kultur masyarakat Sunda, Asep Japra sesepuh Karasukan bercerita. "Hal tersebut kami jadikan cambuk agar kami terus berupaya mencari inovasi baru dalam mensosialisasikan alat musik dan seni karinding kepada generasi muda," ujar Japra kepada sukabumiupdate.com, Kamis (2/2).
Inovasi yang dimaksud seperti menggabungkan karinding dengan musik modern, atau memadukan musik karinding dengan seni yang lainnya, seperti pencak silat atau pembacaan puisi. "Kita berharap anak muda tertarik karena sesuatu yang kuno tidak selamanya kaku atau ketinggalan zaman. Kita mencoba menyesuaikan dengan kondisi yang ada selama itu pantas," Japra menjelaskan.
BACA JUGA:
Akhir Kisah Gunung Sabak dan Suta di Sukalarang Kabupaten Sukabumi
Masih Ada Warga Sukalarang Kabupaten Sukabumi Menolak Eksploitasi Gunung Sabak Suta
Amit Ampun Paralun Neda Hampura Gusti Tos Joledar ka Gunung Sabak Suta Sukalarang Kabupaten Sukabumi
Dan di ulang tahun ke dua yang akan di gelar di Taman Urang, Kota Sukabumi, 11 February nanti, Karasukan akan menampilkan semua yang telah dilakukakan selama setahun terakhir.
"Selain karinding, sejumlah kesenian buhun lain akan ditampilkan. Acara akan diakhiri dengan penandatangananan Petisi Penolakan Eksploitasi Gunung Sabak dan Suta di Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi," beber Japra lebih jauh.
Ditambahkannya, semu alat musik yang dimainkan semuanya berasal dari alam, atau biasa disebut seni menggetar sura alam. "Dalam bahasa Sunda biasa disebut rahyang pagendingan. Sudah sepantasya kami menjaga alam dari upaya-upaya penghancuran sebagai upaya nyeukeutan hinis jati diri bagi urang Sunda,," pungkas Japra.