SUKABUMIUPDATE.COM - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sukabumi menanggapi keluhan pejabat Kota Sukabumi terkait keberadaan pabrik di sepanjang Utara Sukabumi sebagai salah satu faktor biang macet. Namun kondisi tersebut tidak serta merta dibebankan kepada pemerintahan saat ini, karena merupakan warisan dari pemerintahan sebelumnya.
Tanggapan itu muncul setelah Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Sukabumi Hanafie Zein menyoroti di lintasan jalan penghubung antardaerah itu, banyak titik kemacetan akibat berdirinya pabrik-pabrik. Kondisi itu membuat pertumbuhan ekonomi khususnya investasi menjadi lamban bahkan bisa dikatakan stagnan.
“Kemacetan tidak hanya dirasakan oleh warga Kabupaten, tetapi juga Kota Sukabumi. Orang jadi berpikir panjang untuk datang ke Sukabumi gara-gara macet. Melalui Sukabumi Summit 2016, percepatan pembangunan jalan tol koridor Bogor-Sukabumi-Cianjur-Bandung bisa segera terealisasi,†ujar Hanafie, Kamis (15/12).
Menurut Ketua Komisi I DPRD Asep Suherman, berdirinya pabrik-pabrik di jalur Utara Sukabumi, terjadi pada era pemerintahan sebelumnya. Kendati demikian, pihaknya juga akan turut “memutar otak†mencari solusi untuk mengurai kemacetan yang saban hari terjadi.
“Pada 2017 kami akan merivisi rencana tata ruang dan wilayah (RTRW). Termasuk mengotimalkan kawasan industri di Kecamatan Ciambar dan Cikembar yang harus didukung oleh infrastruktur baik. Nanti pabrik-pabrik baru dipusatkan di sana. Untuk pabrik yang sudah berdiri sekarang, diwajibkan membuat cekungan untuk lahan parkir,†jelasnya.
Solusi lainnya, lanjut Asep yakni mendesak eksekutif untuk melebarkan dan memperbaiki ruas jalan alternatif, baik alternatif Cicurug-Parungkuda, maupun Cibadak-Karangtengah. Termasuk membuat ruas jalan alternatif lainnya. Misalnya dari Cikembar ke Cibadak melewati Gunungguruh.
“Wajar saja disentil juga. Mungkin mereka kesal. Tapi soal macet ini sudah bertahun-tahun dan tidak bisa sepenuhnya disalahkan kepada Pemerintahan pak Marwan Hamami dan pak Adjo Sardjono,†kilahnya.