SUKABUMIUPDATE.com - Dua sikat gigi yang sudah ditajamkan atau biasa disebut skim ditemukan saat penggeledahan di blok hunian narapidana Lapas Kelas IIB atau Lapas Nyomplong, Kota Sukabumi. Penggeledahan dilakukan Selala malam, 11 Oktober 2022.
Penggeledahan di blok hunian narapidana Lapas Nyomplong dilakukan setelah adanya laporan dugaan penyelundupan narkoba.
Kepala Lapas Nyomplong Christo Victor Nikon Toar mengatakan laporan dugaan penyelundupan narkoba diterima pada Selasa malam sehingga pihaknya langsung melakukan penyisiran. "Tadi malam ada informasi ada narkoba yang diselundupkan, entah dari barang titipan. Setelah kita mendekati kamar dan melakukan pemeriksaan, ternyata narkoba tidak kita temukan," kata Christo, Rabu (12/10/2022).
Christo mengungkapkan saat itu petugas yang melakukan razia justru menemukan dua skim dan tiga deodoran dari botol kaca.
"Kami hanya menemukan sikat gigi yang dimodifikasi, ditajamkan menjadi pisau untuk melakukan penusukan. Kalau orang di dalam lapas itu menyebutnya skim. Ada juga beberapa botol kaca (deodoran), itu pun bisa jadi alat mereka melukai temannya," ujar Christo.
Christo menyebut, sikat gigi yang sudah ditajamkan itu ditemukan di kamar mandi dan diduga akan dijadikan alat untuk menusuk.
"Mereka ketika berkelahi antar kelompok itu dijadikan senjata untuk melakukan penusukan. Tadi malam kita temukan di toilet, kita tanyakan ke 18 warga binaan, tidak ada yang mengaku, dan sudah tidak mungkin menggunakan cara lama pemeriksaan fisik. Ketika mereka tidak mengaku ya sudah, tapi itu jadi catatan bahwa di situ ditemukan barang terlarang," katanya.
"Saya tekankan ke petugas tetap konsisten dalam pemberantasan narkoba. Tidak ada kata kami untuk mengiyakan ada narkoba di dalam (lapas). Sekecil apa pun narkoba akan diberantas. Selama Oktober kita sudah dua kali razia dan menemukan skim juga. Jadi kita fokus skim tapi tetap kalau ada narkoba juga kita amankan," imbuh Christo.
Baca Juga :
Di sisi lain, Christo mengatakan tidak mungkin pihaknya melarang pengunaan sikat gigi di dalam lapas. "Kami tidak mungkin melarangnya, masa selama mereka jadi warga binaan di sini tidak pernah sikat gigi. Kalau cara bikin skim itu, (sikat gigi) dipatahkan jadi dua terus digosok-gosok ke lantai. Itu bisa sampai berhari-hari kalau ingin tajam," katanya.