SUKABUMIUPDATE.com - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa memerintahkan kasus keributan anggota TNI Angkatan Darat dengan sopir angkot di depan SPBU Ongkrak, Desa Pamuruyan, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Ahad, 17 Juli 2022, tetap diproses pidana.
Andika menyampaikan perintah tersebut saat memimpin rapat berkala tim hukum TNI yang ditayangkan di kanal YouTube Jenderal TNI Andika Perkasa pada Rabu, 28 September 2022.
Komandan Pusat Polisi Militer Angkatan Darat (Danpuspomad) Letjen TNI Chandra Warsenanto Sukotjo mengatakan keributan TNI AD yakni anggota Yonif 310 Kidang Kencana dengan sopir angkot 09 trayek Cibadak-Cicurug, Kabupaten Sukabumi, sudah selesai secara kekeluargaan.
"Izin melaporkan yang bersangkutan melaporkan bahwa Bapak Pangdam memberikan petunjuk bahwa kasus Yonif 310/KK sudah diselesaikan secara kekeluargaan dengan pihak korban," kata Chandra kepada Andika dikutip dari YouTube Jenderal TNI Andika Perkasa, Jumat (30/9/2022).
Chandra merespons jawaban itu dengan tetap memproses pidana yang bersangkutan. Dia beralasan penyelesaian kekeluargaan tidak menghilangkan unsur pidana. "Jawaban ini kami tindak lanjuti bahwa penyelesaian kekeluargaan itu tidak menyelesaikan tindak pidananya," ujar Chandra.
Andika mengapresiasi langkah tersebut yang tetap memproses hukum pidananya. Andika meminta agar terus dilanjutkan. "Bagus. Ya ini kan tidak menghilangkan pidananya, lanjut terus, lanjut terus," kata dia.
Rapat berkala tim hukum TNI dipimpin Jenderal Andika Perkasa dan dihadiri segenap tim hukum serta penyidik TNI. Ini membuktikan konsistensi TNI dalam menjunjung tinggi hak korban. Penganiayaan, pengeroyokan, dan transaksi illegal, menjadi topik utama rapat tim hukum TNI pekan ini.
Andika dengan jelas dan tegas mengarahakan untuk selalu transparan dan netral dalam melakukan tugas agar menghasilkan bukti yang konkret dan autentik.
Kronologi Keributan TNI AD dan Sopir Angkot
Kasus ini bermula dari beredarnya video keribuatan TNI AD dengan sopir angkot. Video ini kemudian mendapat penjelasan Komandan Yonif 310 Kidang Kencana Mayor Inf Yudhi Heriyanto. Yudhi menyebut video itu terjadi di depan SPBU Ongkrak, Ahad, 17 Juli 2022 sekira pukul 18.00 WIB.
Yudhi mengatakan keributan tersebut merupakan kesalahpahaman anggota Yonif 310/KK dengan sopir angkot 09 trayek Cibadak-Cicurug. Keributan berawal saat Yudhi bersama sopirnya yang sama-sama tak berseragam, akan beristirahat di SPBU Ongkrak, sepulang dari Jakarta menuju Markas Yonif 310/KK di Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi.
"Setibanya di SPBU Ongkrak, kami berniat akan berhenti di rest area SPBU untuk istirahat dan melaksanakan salat Magrib," kata Yudhi kepada wartawan di Makodim 0607 Kota Sukabumi, Rabu, 20 Juli 2022.
Saat mobil pribadi yang ditumpangi Yudhi akan berbelok ke area SPBU, tiba-tiba datang angkot. Situasi ini, kata Yudhi, mengakibatkan saling berhadapannya mobil yang dia tumpangi dengan angkot. Yudhi sempat meminta sopirnya mengalah. Namun, di belakang mobil Yudhi banyak kendaraan lain yang terhalang dan dikhawatirkan menimbulkan kemacetan.
"Enggak tahu gimana ceritanya, dua-duanya turun (sopir Yudhi dan sopir angkot). Terjadi cekcok. Ada teriakan, keroyok, keroyok," ujar Yudhi saat memberikan keterangan, didampingi Dandim 0607 Kota Sukabumi Letkol Inf Dedy Ariyanto.
Baca Juga :
Mendengar teriakan keroyok dan melihat sejumlah sopir angkot lain mendatangi sopirnya, Yudhi bergegas turun dari mobil dan berusaha melerai. Yudhi ketika itu sudah mengaku sebagai anggota TNI. Namun tak diketahui siapa yang bicara, Yudhi mengaku mendengar lontaran kalimat kasar yang menyeret nama profesinya.
"Sebenarnya enggak usah saya, bapak-bapak saja manusia, dibilang sebutan kasar bagaimana," kata Yudhi.
Saat cekcok dengan sopir angkot 09 trayek Cibadak-Cicurug tersebut, Yudhi juga mencium bau alkohol. Kemudian, handphone sopirnya jatuh dan ada yang mengambil.
"Saya melerai, didorong-dorong. Semua tidak sadar dan kondisi kalut. Sebenarnya ada yang mau memukul, tapi kita diajarkan bela diri dan bisa menghindar. Akhirnya bisa diselesaikan," ujarnya.
Mendengar keributan ini, anggota Yonif 310/KK yang saat itu akan mengikuti apel malam dengan pakaian dinas lapangan lengkap, secara spontan berdatangan ke lokasi kejadian menggunakan mobil truk komando. Menurut Yudhi, anggotanya tersebut banyak warga Sukabumi dan mendengar isu liar bahwa dirinya alias Danyonif 310/KK dikeroyok.
"Makanya saya masih standby di situ (lokasi kejadian). Saat itu juga permasalahan langsung beres dan anggota kita suruh balik ke Yonif," kata Yudhi.
Dandim 0607 Kota Sukabumi Letkol Inf Dedy Ariyanto menambahkan, permasalahan yang terjadi antara anggota Yonif 310/KK dengan sopir angkot sudah selesai dan kedua pihak menyatakan hanya kesalahpahaman. Dedy menyebut masalah intinya adalah soal kepadatan lalu lintas yang menuntut kesadaran pengguna jalan supaya tidak ada yang dirugikan.
"Sebenarnya, pengeroyokan bukan. Itu semua terjadi spontanitas. Namanya di lapangan, terjadi kesalahpahaman, cekcok, tapi saat itu oleh komandan batalyon sudah langsung dikendalikan dan minta ke anak buahnya untuk kembali. Cekcok diselesaikan oleh komandan dan tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan," kata Dedy.
Pembina sopir angkot 09 trayek Cibadak-Cicurug, Adang Edi Ridwan, mengatakan saat itu belum mengikuti perkembangan kondisi sopir angkot yang terlibat keributan. Sebab kata Adang, ada 12 paguyuban sopir angkot di sepanjang jalur 09 trayek Cibadak-Cicurug. "Mungkin ada di ketua kelompoknya (paguyuban) masing-masing," kata dia.
Menurut Adang, SPBU Ongkrak memang sering digunakan para sopir angkot sebagai tempat memutar kendaraan atau mencari penumpang. Ini menyusul belum bisa digunakannya terminal Cicurug. Adang belum memikirkan rencana pembatasan skema hilir mudik angkot di sekitar SPBU Ongkrak lantaran akan berdampak terhadap penghasilan sopir.
"Kalau sudah berbicara isi perut sulit. Yang penting kalau saya, kalian jalan, harus aman dan nyaman. Dan yang paling penting selamat," ujarnya.
Kemacetan di Jalan Nasional Sukabumi-Bogor yang tak bisa dihindari, kata Adang, sering kali mengganggu psikologi para sopir angkot yang setiap hari bolak-balik mengemudikan kendaraannya di jalur tersebut. Adang menilai perlu ada rapat bersama semua pihak untuk membahas persoalan ini, termasuk dari unsur pemerintah daerah.
"Jalan kita ini sudah overload, sehingga kemacetan susah dihindari. Ketika macet, psikologi pengendara itu, jangankan sopir angkot yang setiap hari bolak-balik, yang baru lewat pun kadang-kadang terganggu psikologinya, mudah tersulut dan lain sebagainya," kata dia. Diketahui, ada 400-an angkot yang beroperasi di sepanjang trayek 09 Cibadak-Cicurug.