SUKABUMIUPDATE.com - Jembatan Bagbagan di Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, merupakan salah satu bangunan infrastruktur yang mempunyai nilai sejarah.
Jembatan yang khas dengan warna kuning ini melintang di atas Sungai Cimandiri. Namun saat ini jembatan tersebut sudah tak lagi digunakan untuk kendaraan, sebab sudah ada jembatan baru yang dibangun disamping jembatan Bagbagan.
Jembatan Bagbagan yang memiliki panjang bentang utama 117,5 meter, tinggi pilon 17,7 meter, dan lebar 3,9 meter ini dibangun sejak masa kolonialisme Belanda.
Baca Juga :
Dulunya, jembatan ini cukup vital sebagai akses jalur ekonomi warga Palabuhanratu dan Jampang atau sebaliknya.
“Akses lalu lintas dari Jampang ke Palabuhanratu, karena dulu ada jalur ekonomi yang kita sebut sebagai jalur gula," kata Pakar Sejarah yang juga Ketua Yayasan Dapuran Kihapare Irman Firmansyah, Sabtu, 24 September 2022.
Irman mengatakan, Jembatan Bagbagan, disebut juga Kabelbrug Tjimandiri atau Hangbrug Tjimandiri karena melintasi sungai Cimandiri. Jembatan ini dibangun tahun 1914 oleh BOW (Burgelijk Openbare Werken) dan diketahui beberapa kali dihancurkan oleh banjir.
Sampai kemudian tahun 1918 Jembatan Kabel kemudian dipesan melalui beberapa kontraktor diantaranya workshop Der FA Becker & Co Surabaya dan pada bulan November tahun 1923 jembatan baru selesai setelah gagal diresmikan tahun sebelumnya.
Maka dari itu, Irman berharap jembatan tersebut bisa dilakukan revitalisasi untuk kepentingan pariwisata, dengan memperkuat pondasi dan tetap mempertahankan bentuk aslinya sebagai salah satu heritage peninggalan Belanda.
“Artinya bukan untuk dipergunakan kendaraan baik roda dua maupun empat, tapi mungkin hanya pengunjung berbayar dan dibatasi bergiliran jika akan ke tengah, banyak jembatan tua di negara lain yang jadi tempat wisata termasuk di Jakarta ada jembatan intan buatan Inggris,” ujarnya.
Irman menyatakan, untuk langkah revitalisasi leading sectornya bisa PU atau diserahkan ke dinas Pariwisata. Nantinya yang harus diperbaiki adalah struktur beton dan besi, juga kayu penahannya supaya aman.
“Insya Allah bisa menjadi landmark wisata baik ke Palabuhanratu maupun menuju geopark,” ujarnya.