SUKABUMIUPDATE.com - Jenazah PNS Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Sukabumi Deden Dudi Iskandar (43 tahun) dimakamkan di Banjaran, Kabupaten Bandung. Deden sebelumnya hilang digulung ombak Pantai Istiqomah Citepus, Kecamatan Palabuhanratu pada Sabtu, 10 September 2022.
Setelah dilakukan pencarian, jenazahnya ditemukan pada Senin (12/9/2022) pagi dan dievakuasi ke RSUD Palabuhanratu. Usai dilakukan pemulasaraan, jenazah Deden kemudian disalatkan di masjid Jami Al-Fatah, Kampung Otista RT 02/05, Kelurahan Palabuhanratu, Kecamatan Palabuhanratu.
Baca Juga :
Sejumlah rekan kerja Deden di Setda Kabupaten Sukabumi kemudian melepas keberangkatan jenazah ke Banjaran, Kabupaten Bandung untuk dikebumikan disana.
“Barusan kita lepas langsung karena pihak keluarga ingin almarhum dikuburkan di Banjaran. Kita atas nama pimpinan pak Bupati pak wakil Bupati dan pak sekda menyampaikan belasungkawa terhadap almarhum Deden, staf di bagian organisasi,” ujar Asisten Daerah Setda Kabupaten Sukabumi, Ardiana Trisnawiana kepada sukabumiupdate.com di lokasi.
Menurut Ardiana, Deden merupakan orang yang baik, pandai bergaul dan selalu membantu rekan-rekan kerjanya.
“Kami merasa kehilangan, di Setda kami berkabung selama 3 hari. Semoga almarhum diampuni segala dosa dan kesalahannya oleh Allah SWT, almarhum ada dalam kebaikan dan diberikan anugerah terbaik di sisi Allah SWT, semoga keluarga diberikan ketabahan dan kesabaran,” ujarnya.
Ardiana memastikan, Setda Kabupaten Sukabumi selaku tempat bekerja almarhum akan mengurus hak-hak almarhum.
“Seperti ada uang duka, uang pensiun bagi istri. Walaupun sama istrinya PNS juga, kan ada uang pensiunan janda untuk dari almarhum ya. Nah, yang kedua juga ada dari DPK Korpri, karena almarhum juga bergabung di Korpri,” ujarnya.
Terkait apakah akan ada beasiswa untuk kedua anak almarhum, Ia menyebut akan mengkomunikasikannya dengan pimpinan.
“Nanti kita akan coba [beasiswa untuk anak] karena dari DPK Korpri selalu ada program beasiswa bagi anak-anak anggota yang melanjutkan studi, mungkin kalau SD SMP biasanya gratis tapi yang berat itu sudah SMA karena sudah berbayar, apalagi nanti di perguruan tinggi. Dan DPK Korpri juga memiliki perguruan tinggi, yaitu STISIP Widya Puri Mandiri, nanti kita komunikasikan dengan pimpinan,” kata Ardiana.