SUKABUMIUPDATE.com - Dua makam kosong yang berada di Kampung Cileumpung, Desa Bojonggenteng, Kecamatan Jampangkulon, Kabupaten Sukabumi, dibuat oleh sekelompok orang yang bekerja sebagai pedagang.
Para pedagang ini memiliki kegiatan rutin berkumpul untuk melakukan doa bersama. Mereka biasa melakukan doa dipimpin oleh seseorang asal Banten yang kemudian mendapatkan wangsit agar membuat tempat yang layak untuk sesepuh.
Baca Juga :
Makam tersebut kini sudah dibongkar oleh sekelompok orang dan video pembongkaran makam viral di media sosial. Dalam video tersebut terlihat sebuah bangunan di tengah kebun beratap asbes dengan tiang kayu, adapun dua makam itu dipasangi pagar bambu.
Bentuk makam tersebut seperti makam pada umumnya dan memiliki nisan. Namun makam tersebut ternyata kosong. Pembongkaran makam dilakukan karena khawatir memicu penyimpangan.
Kasi Trantibum Kecamatan Jampangkulon Deni menyatakan pembuat makam dengan pihak yang melakukan pembongkaran makam tersebut sudah dipertemukan di Polsek Jampangkulon pada Jumat, 9 September 2022.
Dari pertemuan ini terungkap, pembuatan makam itu dilakukan setelah seseorang yang biasa memimpin doa para pedagang mendapatkan sebuah wangsit bahwa disekitar lokasi ada patilasan atau makam leluhur Jampang. Maka dibuatlah bangunan tersebut.
Dua makam itu memiliki nama yaitu syekh dalem Pajampangan dan panglima dalem Pajampangan. "Dari pengakuan mereka, tujuannya itu hanya untuk tempat mendoakan saja," ujarnya.
Plt Polsek Jampangkulon IPTU Mukhlis menyatakan, seseorang yang biasa memimpin doa itu mencoba melakukan meditasi dan komunikasi dengan dunia gaib sehingga ada bisikan jika di tempat tersebut ada petilasan sesepuh Jampang dan berpesan ingin dibuatkan tempat yang layak.
Namun bangunan tersebut menimbulkan keresahan dan dikhwatirkan adanya kemusyirakan sehingga memicu perusakan oleh sekelompok orang. "Bangunan tersebut dibangun sejak 1 minggu yang lalu," ujar Mukhlis.
Selama ada bangunan tersebut, sudah dua kali untuk kegiatan doa bersama yang dilakukan. Selain itu, belum ditemukan adanya dugaan aliran sesat yang dilakukan oleh orang-orang yang membangun makam tersebut.