SUKABUMIUPDATE.com - Suara khas dari hentakan kaki kuda penarik Nayor 'tenggelam' oleh deru suara kendaraan bermotor yang lalu lalang di Jalan Surya Kencana, atau tepatnya kawasan labora, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi.
Seperti Delman, Nayor juga merupakan kendaraan tradisional yang ditarik kuda. Tapi nayor memiliki kekhasan pada bentuk keretanya yang tertutup, memiliki jendela dan pintu belakang serta lingkar roda yang kecil.
Kendaraan tradisional ini pun menjadi icon bagi Kecamatan Cibadak. Tapi di lain sisi, jumlahnya semakin berkurang, saat ini hanya ada 9 nayor yang tersisa itu pun hanya dimiliki oleh 2 orang saja.
Pemilik nayor itu adalah Rahmat (65 tahun) yang merupakan kusir nayor yang paling tua usianya. Rahmat memiliki satu unit nayor.
Sedangkan 8 unit nayor dimiliki oleh Boy Koswara (35 tahun). Nayor tersebut merupakan warisan orang tuanya.
Rahmat menyatakan nayor menyimpan banyak kenangan dalam hidupnya, pasalnya dia belajar mengendarai nayor sejak sekolah dasar. Sehingga di kalangan kusir nayor, Rahmat terbilang paling tua karena rekan kusir seangkatannya sudah tidak ada.
Menurut Rahmat, banyak hal yang menyebabkan jumlah nayor berkurang. Selain karena kuda dan keretanya yang mahal, pemasukan dari nayor juga tak menentu.
Kondisi ini yang membuat minimnya minat untuk meneruskan usaha nayor.
"Mungkin harga kuda dan buat keretanya itu mahal sementara penghasilan sehari-harinya kadang ada kadang ngga, jadi kaya ga bakal ada yang nerusin ini," jelasnya pada sukabumiupdate.com Selasa (6/9/2022).
Boy Koswara atau Abay pemilik 8 unit nayor juga turut prihatin dengan keberadaan nayor hari ini.
Menurut dia, dulu nayor memiliki peran sebagai alat transportasi pada umumnya. Namun, saat ini nayor nampak sebagai kendaraan wisata saja. "Sekarang paling penumpangnya itu kalau ada orang tua pengen ajak anaknya naik kuda," ungkap Abay.
Abay kini masih aktif sebagai kusir nayor dan menyewakan tujuh nayor miliknya kepada kusir lainnya.
Dia mengatakan jumlah nayor yang terhitung jari salah satunya karena banyaknya kusir nayor yang kini beralih profesi akibat tuntutan ekonomi.
"Jadi mumpung masih ada, ayo sekarang naik nayor, ya mudah-mudahan sih kalau saya masih diberi umur saya bakal terus melestarikan ini," pungkasnya.