SUKABUMIUPDATE.com - Ketua Generasi Muda Keadilan (Gema Keadilan) Kota Sukabumi Rizal Adityanto menyesalkan kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM subsidi. Menurut Rizal, kebijakan ini akan membuat "wong cilik" semakin rugi dan menderita.
"BBM merupakan salah satu hal penting yang menyangkut hajat hidup seluruh rakyat. BBM adalah stimulus penggerak ekonomi rakyat," kata dia lewat keterangan tertulis kepada sukabumiupdate.com pada Senin (9/5/2022).
Rizal mengatakan Gema Keadilan Kota Sukabumi menilai banyak akibat yang ditimbulkan akibat kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM subsidi ini. "Bukan hanya satu sektor, tapi banyak sektor yang terkena imbas kenaikan harga," kata dia.
Baca Juga :
Harga sembako yang diperkirakan ikut naik, kata Rizal, menjadi salah satu contoh bagaimana kenaikan harga BBM subsidi berdampak pada kebutuhan masyarakat lainnya. Kondisi ini dikhawatirkan akan meningkatkan angka kemiskinan.
"Kondisi rakyat hari ini sedang mencoba bangkit dari keterpurukan akibat pandemi, khususnya dari segi ekonomi, sehingga dengan tegas Gema Keadilan Kota Sukabumi menolak kenaikan harga BBM tersebut," ujar Rizal.
Diketahui, Presiden Joko Widodo resmi menaikan harga Pertalite, Pertamax, hingga Solar per Sabtu, 3 September 2022. Kenaikan diumumkan di Istana Merdeka oleh Jokowi bersama jajaran menterinya. Menteri ESDM Arifin Tasrif yang turut hadir memberikan rincian kenaikan BBM tersebut, yakni:
1. Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10 ribu per liter.
2. Solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter.
3. Pertamax non subsidi dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter.
Rizal juga mengutip pernyataan Presiden DPP Gema Keadilan Indra Kusumah. Indra menyebut harga BBM dengan RON 95 (kualitas di atas Pertamax) dijual RM2.05 atau sekitar Rp 6.642 per liter, lebih murah dibanding Pertalite di Indonesia yang punya RON 90.