SUKABUMIUPDATE.com - Sambil menatap kendaraan yang melintas di Jalan Nasional Sukabumi-Bogor, Uhi (64 tahun), seorang pedagangan asongan duduk di samping jembatan Cibeber Hilir, Kecamatan Cicurug melepas lelah setelah menjajakan dagangan berupa lepet atau leupeut, bacang dan tahu ke pengendara.
Kendati melepas lelah, matanya tetap awas menanti pembeli. Mencari nafkah dengan menjadi pedagang asongan dilakukan Uhi sejak tahun 2016 silam.
Baca Juga :
Seorang pedagang asongan harus cekatan, tenaga pun terkuras karena harus mengejar kendaraan yang melaju merayap diantara kemacetan.
Namun penyakit rematik yang menjalar di kaki menghalangi langkah lincah warga Kampung Irigasi 03/06 Desa Nyangkowek, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi itu.
Di tahun 2016 itu, Uhi ngasong di daerah Pamuruyan, Kecamatan Cibadak, ketika sering macet. Setelah itu lanjut ke daerah Cigombong, Kabupaten Sukabumi ketika ada perbaikan jembatan di daerah tersebut.
Sejak 3 tahun lalu rematik Uhi semakin parah sehingga menyebabkan ia kepayahan jika harus berdiri lama apalagi mengasong sambil lari ke mobil-mobil di jalan.
"Jadi saya dagang di Masjid Al-Adzim Cigombong, kalau sore pulang diam di sini dekat kan dari rumah sambil ngabisin dagangan sampai sebelum maghrib," kata Uhi kepada sukabumiupdate.com, Jumat (2/9/2022).
Sebelum ngasong, Uhi akan pergi ke pasar 04.30 untuk membeli makanan seperti bacang, leupeut, dan tahu di Pasar Cicurug. Semua yang dia beli akan dijual kembali.
Uang yang diperoleh dari usahanya itu dipakai untuk makan sehari-hari Uhi dan istrinya. Uhi pun harus menyisihkan uang untuk membayar kontrakan Rp 300 ribu per bulan.
Uhi memiliki tiga orang anak yang kini sudah tidak tinggal seatap, sebab semua anaknya sudah berumah tangga.
"Kalau hasilnya gak nentu, kadang bisa bawa pulang Rp 50 ribu, kadang nggak sama sekali hanya habis untuk modal saja,” ujarnya.
Dengan kondisi kesehatannya ditambah dia harus bersaing dengan pedagang asongan lainnya, membuat pendapatannya menurun jauh. Kendati demikian dia tak mengeluh dan tetap menjalani pekerjaannya.
“Dijalanin aja, namanya hidup," pungkasnya.