SUKABUMIUPDATE.com - Antrean panjang kendaraan terlihat di sejumlah SPBU yang ada di Sukabumi, Rabu (31/8/2022) malam. Kondisi itu menyusul kabar naiknya BBM bersubsidi jenis pertalite dan solar.
Pantauan sukabumiupdate.com, antrean kendaraan jenis mobil dan motor terjadi di SPBU yang ada di Jalan RA Kosasih, Jalan Tipar Gede dan di Cimahpar Sukaraja.
Baca Juga :
Terkait hal itu, Sales Branch Manager 1 Pertamina Sukabumi Andi Arifin. menyatakan BBM jenis Pertalite saat ini masih dijual Rp7.650 per liter. "Tidak ada kenaikan harga," ujar Andi kepada wartawan.
Kendati demikian, kabar naiknya pertalite menuai beragam reaksi dari masyarakat terutama bagi kalangan sopir angkot dan tukang ojek online (ojol).
Driver Ojol, Rizal Aria Nugraha mengatakan mengantre untuk membeli pertalite karena memang BBM di tangki motornya sudah habis. "Malam ini kebetulan habis, jadi sekalian isi stok juga,” ujar Rizal di SPBU Ciaul.
Rizal menyatakan sudah mengetahui soal pertalite yang kabarnya akan naik menjadi Rp 10 ribu per liter. Dia berharap BBM bersubsidi tak lagi naik, sebab kalau naik imbasnya kemana-mana.
Hal senada diungkapkan sopir angkot jurusan Pasar Pelita-Sukaraja Feri (35 tahun). Dia menyatakan, apabila pertalite benar naik maka akan berdampak pada melonjaknya harga di sektor lain. Disisi lain, sopir akan kesulitan untuk menyesuaikan ongkos.
Apalagi rute Pasar Pelita-Sukaraja hanya berjarak sekitar 4 Kilometer. Menurut dia, apabila pertalite naik menjadi Rp 10 ribu, maka ongkos bisa mencapai Rp 6.000 hingga Rp 7.000 ribu. “Sekarang untuk ongkos Rp 4.500 saja [penumpang] sudah keberatan apalagi sekarang naik [harga] bensin. Jarak 4 km [ongkos] Rp 7.000 siapa yang mau naik?" ujar Feri.
Dia pun menolak rencana naiknya pertalite. “Kalau sopir angkot jelas menolak,” ujarnya.