SUKABUMIUPDATE.com - Warga Kampung Cilopang, Desa Cibitung, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Sukabumi, mengeluhkan kondisi air sungai Cikaso yang diduga tercemar limbah dari produksi getah karet.
Menurut warga, air sungai ini selalu jernih namun belakangan ini terlihat putih.
"Kondisi ini sudah lama sejak musim hujan tahun ini, namun kalau hujan tidak ketahuan soalnya airnya kencang. Akan tetapi kalau saat ini airnya kecil, jadi kelihatan putih seperti susu, beda dengan air yang belum kena limbah warnanya jernih," kata warga Cilopang berinsial EK (40 tahun) kepada sukabumiupdate.com, Senin (29/8/2022).
Warga menduga limbah produksi karet tersebut dari pabrik PTPN VIII Cikaso. Menurut warga, mulai dari pencucian, perendaman, dialirkan langsung ke sungai.
"Selain warnanya putih, juga menimbulkan bau, bahkan limbahnya kalau di rumput-rumput yang ada di pinggir sungai, pasti nempel," ujarnya.
EK menyatakan, warga sekitar sungai memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan sehari hari seperti mencuci dan mandi. Di sungai ini, warga juga sering mencari ikan, kerang, kepiting dan udang untuk dijual.
"Warga sudah sering melaporkan kondisi ini kepada pihak PTPN, namun hingga saat ini belum ada tindakan, mohon kepada DLH untuk mengecek ke lokasi," ungkapnya.
Pencari ikan di sungai Cikaso, A membenarkan kalau sungai tersebut tercemar."Warnanya putih, dan bau seperti berak. Kejadian ini bukan hanya tahun ini saja, akan tetapi tiap tahun juga selalu ada pencemaran limbah," katanya/
Limbah akan terlihat jelas ketika aliran air sungai kecil. "Apalagi kondisi air saat ini kecil, dan limbah tidak cepat mengalir," pungkasnya.
Sukabumiupdate.com, sudah mencoba menghubungi bagian umum PTPN VIII Cikaso, melalui pesan, telepon WhatsApp, dan seluler, namun belum ada balasan.
Sementara itu, Camat Cibitung Anna Rudianugraha menyatakan menerima laporan adanya limbah produksi karet yang mencemari Sungai Cikaso. “Atas informasi tersebut kami akan segera mengecek,” ujarnya.
Kades Cibitung Iji Pahrudin menyatakan pembuangan limbah ke karet ke sungai dilakukan sudah sejak dulu. Bahkan, saat ini pun masih sering terjadi namun tidak begitu banyak karena produksi karetnya berkurang.
“Dari dulu suka ada pembuangan limbah karet kesana [Sungai Cikaso]. Tapi sekarang tidak seberapa karena produksi karetnya kurang,” ujarnya.
Mengenai kejadian pencemaran yang saat ini dikeluhkan warga, Iji menyatakan belum menerima laporan kejadian tersebut. “Ke Pemerintah Desa belum ada laporan atau belum ada keluhan dari warga,” ujarnya.