SUKABUMIUPDATE.com - Tim forensik RSUD R Syamsudin SH menemukan beberapa luka pada tubuh Warta (51 tahun). Ini berdasarkan hasil autopsi pada Senin (29/8/2022). Warta adalah korban dugaan penikaman di Kampung Cibangbara, Desa Neglasari, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, Ahad malam, 28 Agustus 2022.
Dokter Forensik RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi dr Nurul Aida Fathia mengungkapkan Warta diduga meninggal dunia lantaran kehabisan darah akibat luka terbuka (tusukan) di bagian leher sebelah kiri. Aida menyebut luka sayatan yang dialami Warta berukuran kurang lebih dua sentimeter dan menembus hingga ke pembuluh darah.
"Yang menyebabkan kematian adalah luka di leher, (kehabisan darah) iya," kata Aida di Ruang Instalasi Jenazah RSUD R Syamsudin SH.
Aida mengatakan luka terbuka pada leher sebelah kiri Warta diduga disebabkan benda tajam. "Luka terbuka di daerah leher sebelah kiri, menurut pola dan gambarannya akibat kekerasan benda tajam," ujar dia.
Aida menyebut dari pemeriksaan luar jenazah, tim forensik juga menemukan luka tumpul (lecet) pada bagian tubuh lain Warta yakni pada dahi dan dada. Ada dua kemungkinan soal sumber dari luka lecet tersebut. "Itu bisa dua kemungkinan. Apakah tadi yang kalian bilang percekcokan, atau setelah dia luka kemudian terjatuh. Itu juga bisa," kata Aida.
Dari laporan dokter IGD RSUD R Syamsudin SH, Aida mengatakan Warta sudah meninggal dunia saat tiba di ruang IGD rumah sakit. "Kan autopsinya ditunda. Sampai di IGD dari dokter yang melapor ke saya sudah meninggal," ujarnya. Kekinian, jenazah Warta sudah dibawa ke rumah duka di Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi, menggunakan ambulans.
Baca Juga :
Sebelumnya, Kapolsek Nyalindung AKP R Dandan Nugraha Gaos mengatakan Warta mengalami luka tusuk pada leher akibat diduga ditikam pada Ahad malam. Dandan menyebut dugaan penikaman ini berawal dari adu mulut.
Dandan menyebut pada Ahad, 28 Agustus 2022 sekira pukul 20.30 WIB, Warta bersama teman wanitanya berangkat dari Kecamatan Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi, hendak menuju Kota Sukabumi. Saat lewat Kampung Cibangbara, keduanya berhenti untuk menonton acara organ tunggal (dangdut 17 Agustusan) yang digelar warga setempat.
"Korban berbincang-bincang dengan salah seorang warga dan terjadi cekcok mulut. Kemudian korban dilerai oleh warga yang lain dan korban pergi meninggalkan warga tersebut," kata Dandan lewat keterangan tertulis.
Tak lama, sambung Dandan, terjadi keributan antara Warta dengan warga yang lain, sehingga korban mengalami luka tusuk di leher dan mengeluarkan darah dari leher dan hidung. Korban langsung tergeletak dan ditolong masyarakat setempat. "Terjadi keributan antara korban dengan warga yang lain, sehingga korban mengalami luka tusuk di leher," ujarnya.
Korban dibawa ke RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi menggunakan ambulans Desa Neglasari, didampingi anggota Polsek Nyalindung. Setibanya di rumah sakit, korban sudah meninggal. Polisi langsung melakukan penyelidikan dengan melakukan olah TKP dan meminta keterangan saksi-saksi di lokasi untuk mencari terduga pelaku.
Polisi menyebut Warta berprofesi sebagai perangkat desa di Desa Karangjaya, Kecamatan Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi. Korban juga beralamat di Desa Karangjaya. Korban dikenal sebagai aktivis kepemudaan dan aktif di berbagai kegiatan sosial.
Korban Menegur Penutupan Jalan
Teguran penutupan jalan muncul di balik dugaan penikaman Warta. Ini diungkap keluarga korban saat menunggu autopsi di RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi. Kakak korban, Mani Maryono (52 tahun), mengatakan sebelum kejadian, Warta sempat menyapa pejabat desa yang hadir di acara organ tunggal (dangdutan) yang ditontonnya.
Marni menyebut terjadi adu mulut di lokasi lantaran korban menegur penutupan jalan selama acara organ tunggal berlangsung. "(Korban) datang ke panggung, bersalaman dengan pak kades. Selesai salaman, keluar. Di jalan raya ada yang menutup jalan menggunakan kursi, lalu ditegur (oleh korban) jangan pasang bangku mengalangi jalan," kata Marni.
Menurut informasi yang diterimanya, Marni mengatakan tak ada yang melihat dugaan penikaman yang dialami adiknya. Korban diduga ditarik ke tempat gelap saat dugaan penikaman akan dilakukan. "Korban sempat pegang leher yang ditusuk, cuma gak kuat jadi jatuh. Darah ke luar dari mana-mana," ujar Mani menjelaskan kondisi Warta pada malam itu.
Warga setempat, S (36 tahun), mengamini ada teguran yang disampaikan oleh korban kepada pemuda di tempat acara organ (dangdutan) tunggal 17 Agustusan. Namun, S yang pada malam itu ada di lokasi, tidak menyebut secara rinci terguran tersebut terkait persoalan apa. Menurut S, dugaan penikaman juga terjadi secara spontan.
"Awalnya korban tadinya menegur, ada salah satu pemuda yang rese. Abis kejadian itu, ada rekan dari yang ditegur itu menghampiri (korban) sampai katanya adu mulut, terjadilah keributan. Di situ langsung tidak kondusif posisinya. Jadi kita tidak tahu ribut sama siapa, termasuk masalah penusukan karena posisinya di lokasi yang gelap," kata dia.
S mengatakan, setelah dugaan penikaman terjadi, korban datang dari arah lokasi yang gelap dengan kondisi sudah berlumuran darah. "Datang dari posisi yang gelap ke lokasi yang terang, terlihat berlumuran darah. Nah di sana, korban muntah-muntah darah, termasuk dari mulut, dari hidung, dari luka tusuknya. Korban langsung dibawa ke rumah sakit Bunut (RSUD R Syamsudin SH)."
Video berdurasi singkat yang diduga Warta tersebar di WhatsApp. Dia terlihat terkapar penuh darah di pinggir jalan dan beberapa warga berusaha menolong.