SUKABUMIUPDATE.com - Andri Nur Sultan (23 tahun) warga Kampung Nagrak RT 02/05, Desa Nagrak Selatan, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi akhirnya terverifikasi sebagai penerima beasiswa di salah satu Universitas di Malaysia.
Ia mendapat kepastian tersebut setelah berhasil melunasi biaya administrasi berkat bantuan dari berbagai pihak.
Andri merupakan penerima beasiswa Bachelor of Hadith with Honours (Sarjana Kajian Ilmu Hadits) di Kolej Universiti Islam Perlis (KUIPs) Malaysia. Program beasiswa ini sudah mengakomodasi semua biaya pendidikan selama berkuliah 3,5 tahun.
Program beasiswa KUIPs mencakup pada biaya pendidikan hingga selesai senilai 150 juta dan Diploma 90 juta. Kemudian free Asrama dan uang saku senilai 1 juta-1,5 juta.
Tetapi, Andri perlu mengeluarkan biaya untuk persiapan administrasi keberangkatan yang mesti segera dilunasi. Total biaya yang harus dikeluarkan Andri adalah Rp 15.250.000, rinciannya Pendaftaran (Rp 250.000); Biaya Educational Malaysian Global Services atau EMGS RM 3000 (Rp 11.500.000); Konsultasi, Pengurusan Berkas, Verifikasi Berkas & Data, Pre-Departure Briefing, Pendampingan, Pengurusan VISA EMGS, Pengurusan Visa With Reference, Pendampingan (Rp 3.500.000).
Kabar baik akhirnya datang, setelah mendapatkan bantuan dari beberapa pihak dirinya kemudian bisa melunasi kekurangan biaya tersebut. Sehingga pada Selasa, 23 Agustus 2022 ia menerima surat keterangan yang menyatakan bahwa kuota beasiswanya telah terverifikasi,
“Untuk administrasi Insya Allah sudah selesai, tersisa berkas-berkas yg nantinya harus saya update ke pihak kampus. Sekarang sedang coba mengajukan pending lagi karena berkas EMGS-nya baru diproses," jelas Andri kepada sukabumiupdate.com, Kamis (25/8/2022).
Dari pengakuan Andri, ada banyak pihak yang membantunya baik dalam bentuk materil dan imateril.
"Alhamdulillah banyak sekali bantuan baik bantuan secara moril maupun materil, baik secara perorangan maupun lembaga, qadarullah untuk para muhsinin ingin tetap identitasnya dirahasiakan jadi tidak bisa saya sebutkan, adapun yang lainnya datang dari teman-teman alumni ketika masih di SMA dulu, Jabar Quick Response, kemudian BAZNAS Kabupaten Sukabumi, bahkan dari tim Sukabumi Update itu sendiri sebagai media yang memberikan ruang publikasi," jelas Andri.
Dengan demikian mimpi Andri untuk belajar lagi dengan berkuliah di Malaysia selangkah lagi terwujud. Kini dirinya hanya tinggal menunggu waktu pemberangkatan setelah keluarnya visa pelajar.
"Perkiraannya paling cepat saya berangkat di September ini atau melalui intake ke-2 di bulan Februari [2023] menyesuaikan dengan selesainya proses EMGS-VAL & keluarnya VISA Pelajar," ujar Andri.
Andri mengungkapkan apabila ada masyarakat khususnya warga Sukabumi yang juga mengalami kendala dalam proses melanjutkan pendidikan jangan berputus asa, karena dengan terus berdoa dan berusaha akan selalu ada bantuan untuk mengatasi kesulitan itu.
"Ada amanah besar bagi saya untuk melanjutkan gerakan luar biasa ini khususnya kepada warga Sukabumi yang sedang kesulitan dalam menempuh pendidikan, Insya Allah. Untuk pelajar sukabumi yang sedang terkendala biaya untuk melanjutkan pendidikan, jangan putus asa, perbanyak doa dan maksimalkan usaha," pungkasnya.
Perjalanan mendapatkan beasiswa ini berawal dari lulusnya Andri dari sekolah. Pada 2017 setelah lulus SMAN 1 Cibadak, dia menerima beasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta di Sukabumi. Namun, perjalanan Andri terhenti di semester dua karena ada perubahan aturan di kampus tersebut yang menyebabkan dia harus membayar biaya kuliah.
Tak berputus asa, Andri kembali mencoba keberuntungan dengan ikut mendaftar program beasiswa Bidikmisi. Tetapi, Andri menyebut namanya tak terdaftar lantaran kendala sistem. Pada titik ini Andri memilih bekerja sambil mencari informasi beasiswa lain. Singkatnya, pada 2019, Andri berhasil lulus tes sebagai penerima beasiswa di Universitas Djuanda Bogor.
Namun sayang, beasiswa di Universitas Djuanda Bogor hanya mencakup beasiswa pendidikan (buku dan lain-lain tidak termasuk). Sehingga, Andri tidak mengambilnya. Andri pun mengalami situasi yang sulit sebab di PHK pada 2020 dari tempat kerjanya di Jakarta akibat melonjaknya kasus Covid-19.
Namun perjuangan Andri tak berhenti. Setelah terkena PHK, dia mendapat beasiswa Rumah Qur'an Sanabil dan menjadi hafiz setelah satu tahun belajar di rumah qur'an yang ada di Bogor itu. Lulus dari Rumah Qur'an Sanabi tahun 2021, pada 30 Juni 2022 Andri mendapat surat panggilan sekaligus terkonfirmasi sebagai penerima beasiswa di kampus Malaysia.