SUKABUMIUPDATE.com - Warga dua Desa di Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi, mengandalkan jembatan bambu untuk aktivitas sehari-hari.
Jembatan tersebut menghubungkan Kampung Cibitung, Desa Cijulang dengan Kampung Cibitung, Desa Pagelaran.
Baca Juga :
Warga, Eddy Ramli (48 tahun) mengatakan awalnya desa tersebut terhubung oleh jembatan coran namun jembatan itu ambruk tergerus arus Sungai Cirajeg.
“Semenjak ambruk, kami warga dua kampung membuat jembatan dengan menggunakan bambu agar akses jalan desa dan penghubung dua desa tidak buntu,” ujar Eddy yang merupakan warga Kampung Cibitung RT 14/12 Desa Cijulang.
Eddy menyatakan panjang jembatan sekitar 14 meter dan lebarnya 2 meter. Ketinggian dari atas jembatan ke permukaan air sungai sekitar 3 meter.
“Memang tidak seberapa besar dan panjang, namun bagi kami sangat berarti, karena jembatan itu sebagai akses ekonomi, pendidikan sosial, serta keagamaan," jelasnya.
Eddy menuturkan, sejatinya ada jalan lain yang menghubungkan dua desa itu. Namun jalan Itu cukup jauh dan memakan waktu, sehingga warga lebih memilih menggunakan jembatan bambu itu.
“Yang namanya jembatan bambu, kalau hujan dan banjir itu tidak akan tahan lama, makanya setiap tahun diperbaiki,” ujarnya.
Warga pun berharap pemerintah membangun jembatan tersebut secara permanen. “Kami sudah melaporkan kepada Pendes Cijulang dam melaporkan ke Pemdes Pagelaran agar bisa dibangun kembali secara permanen.
Sementara Itu Sekdes Cijulang, Indra R, mengatakan jembatan coran dibangun pada 2007 melalui swadaya warga Cijulang dan warga Pagelaran serta donatur Kepala Desa Pagelaran saat itu. Namun jembatan coran itu ambruk pada tahun 2009 karena tergerus air sungai.
"Mulai tahun 2009, jembatan menggunakan bambu dan memang tiap tahun direhab," ungkapnya.
Mengenai usulan warga ingin jembatan permanen, pemerintah desa sudah menindaklanjutinya.
"Kami sudah memasukan dalam RKPD online untuk minta bantuan melalui lintas sektoral, terutama kepada Dinas Perkim maupun Dinas PU Kabupaten Sukabumi," pungkasnya.