SUKABUMIUPDATE.com - Masa Penerimaan Peserta Didik Baru atau PPDB 2022 tidak membawa nasib baik bagi sekolah swasta di Kota Sukabumi. Pasalnya, angka siswa baru di sekolah swasta itu menurun drastis. Hal itu salah satunya dialami SMK Pasundan.
Sekolah yang berada di Jalan Pasundan Nomor 117, Kelurahan Nyomplong, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi, kini menjadi SMK Pasundan 1 dan Pasundan 2.
Baca Juga :
Kendati demikian, Pasundan 1 dan Pasundan 2 masih satu lingkungan dengan Kepala Sekolah (Kepsek) yang sama.
Di SMK Pasundan 1, jumlah siswa kelas 1 yaitu 13 orang, kemudian di kelas 2 yaitu 22 siswa dan kelas 3 jumlah siswanya 20 orang. Adapun SMK pasundan 2, jumlah siswa di kelas 1 yaitu 4 orang, kemudian di kelas 2 jumlah siswanya 24 orang dan di kelas 3 jumlah siswa 11 orang.
Di tengah persoalan minimnya murid, Encep Madhusen (60 tahun) guru otomotif di SMK Pasundan masih tetap semangat mengajar anak didiknya Senin (8/8/2022) siang itu. Di ruang praktek, dia menjelaskan berbagai materi tentang mesin. Siswa dengan tertib menyimak.
Encep tetap semangat mengajar karena tugasnya ini panggilan jiwa. "Tugas guru tidak bisa ditinggalkan, mau ada atau tidak ada siswa, tugas guru harus tetap saya jalankan,” ujarnya.
Encep merupakan salah satu guru yang sudah mengajar di SMK Pasundan selama 25 tahun. Dia pun masih mengingat masa jaya SMK tersebut.
Menurut dia, kala itu jumlah siswa begitu membludak. “Kalau dulu buat makan di kantin saja susah saking penuhnya. Upacara sampai ke jalan dan sekolah itu dia shift pagi dan siang," kata Encep.
Saat disinggung mengenai jumlah siswa, Encep mengaku sedih melihat kondisi sekolahnya yang setiap tahunnya mengalami penurunan.
Encep tak memungkiri, sering terjadinya tawuran pelajar berpengaruh terhadap reputasi sekolah. Kendati demikian, dia menyatakan sekolah tak pernah mengajarkan hal negatif kepada siswanya.
“Padahal kalau tawuran tergantung didikan orang tua. Anak saya lulusan di sini dan saya bilang 'kamu tujuan sekolah untuk jadi orang pintar atau preman' akhirnya dia lulus dan nggak ada apa-apa," jelasnya.
Masalah menurunnya jumlah siswa bukan hanya terjadi di SMK Pasundan, kata Encep. Banyak hal yang menjadi persoalan diantaranya banyak sekolah baru di setiap kecamatan kemudian sekolah swasta yang bersaing dengan sekolah negeri.
"Faktor lainnya karena berdirinya sekolah negeri dan swasta di tiap kecamatan, itu yang paling utama, [sekolah] negeri misal menerima siswa hanya sekian ternyata menerima lebih banyak, buka jurusan lain, terus kuota yang jatahnya sekian siswa per PPDB itu ternyata bohong," ujarnya.
Masa Jaya
Sekolah swasta itu berdiri sejak tahun 1980 dengan SK pendirian dan SK izin operasional nomor 556/102.5/M.80 per tanggal 25 Juni 1980.
Kepala Tata Usaha (TU) SMK Pasundan Sukandi menuturkan pada awal buka, jumlah murid di sekolah tersebut hanya 40 orang dan yang lulus hanya 24 orang. Ketika itu masih banyak yang tidak tahu adanya SMK Pasundan.
Lambat laun, SMK tersebut semakin dikenal karena pada 1985-1995 jumlah siswa sampai 1.300 orang.
Pada tahun-tahun itu, yang berminat sekolah di SMK Pasundan merupakan pelajar dari Kabupaten Sukabumi. Antusiasme terlihat dari pelajar asal Cisolok dan Palabuhanratu. Para pelajar itu tak lelah meskipun bolak balik dari rumahnya di kawasan pesisir menuju Kota Sukabumi untuk sekolah.
Lulusan SMK Pasundan juga berhasil kerja di pemerintahan. "Saat itu alumni-alumninya banyak yang berhasil seperti Direktur Umum dan Fungsi Kepatuhan BPR Sukabumi Wibowo Hadikusumah. Pak Bowo itu lulus tahun kedua SMK disini. Dan masih banyak yang lainnya," tambahnya.
Tapi pada tahun 2000-an peminat peserta didik baru sudah mulai menurun yang rata-rata per angkatannya hanya 100 orang. "Sudah mulai menurun. Rata-rata sekitar 100 [siswa],” ujarnya.
Sukandi menyebut faktor menurunnya peserta didik baru di Sekolahnya itu akibat mulai berdirinya atau adanya SMK di Setiap Kecamatan dan faktor ketidakseimbangan dengan SMK Negeri.
"Adanya sekolah-sekolah SMK di tiap kecamatan, Kebijakan SMK Bisa. Dari situ mulai menurun, bukan hanya negeri tapi swasta juga, yayasan islam pun banyak berkembang dan di SMK Negeri sekarang kan rombel (rombongan belajar) ditambah, program studi juga semakin banyak," ujarnya.
Di tengah minimnya jumlah siswa, Kepsek SMK Pasundan Mahmud Yunus mengatakan pihak sekolah terus berusaha meningkatkan mutu kemudian memperhatikan lulusan. “Kita usahakan membantu dia penempatan kerja. Terus kita meminta bantuan kepada alumni,” ujarnya, Senin (8/8/2022).
Dalam kondisi ini, Kegiatan Belajar mengajar (KBM) tetap efektif. “Guru juga tetap datang, kita tetap semangat walaupun kondisi gini juga. Kita sangat berharap bantuannya baik materi maupun segalanya. Mudah-mudahan sekolah swasta di Kota Sukabumi semuanya diperhatikan,” ujarnya.