SUKABUMIUPDATE.com - Penemuan makam kuno di TPU Dumuskadu, Kampung Tangkolo Desa Purwasedar, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, menarik perhatian sejarawan dan peneliti Niskala Institute.
Sejumlah hal terungkap dari penelitian yang dilakukan Niskala Institute. Laporan penelitian setebal 54 halaman ini dipublikasikan lewat Instagram mereka pada Senin, 18 Juli 2022.
Baca Juga :
Sebelum ramai dan menjadi objek penelitian, warga mengenal lokasi pemakaman yang rimbun dengan pepohonan besar.
Handa (56 tahun) Kampung Galumput RT 19/05, Desa Purwasedar mengatakan luas pemakaman tersebut mencapai 2 hektar dan berada di dataran tinggi dan dibawah bukit pemakaman itu ada aliran Sungai Cidadap. “Orangtua kami atau sesepuh di Desa Purwasedar menyebutnya Dunguskadu bukan Dumuskadu," jelasnya.
Dilokasi tersebut awalnya ada sebuah pemukiman warga bernama Kampung Galumpit yang berjarak hanya 20 meter dari perbatasan lahan makam.
Seiring dengan perkembangan dan bertambahnya makam, pemukiman warga pun bergeser ke tempat yang lebih jauh sekitar 100 meter.
Saat berusia remaja, Handa menyatakan tak berani mendatangi pemakaman tersebut karena dari cerita orangtua dulu bahwa disana dimakamkan para pejuang atau jawara yang melawan penjajahan. Bahkan di lokasi itu tempatnya para pejuang berkumpul.
"Barulah kesininya sekitar 4 tahun lalu, saya mencoba membersihkan lokasi makam itu dengan tujuan untuk dimanfaatkan sebagai lahan pertanian huma,” ujarnya.
Rumput liar yang tumbuh di lokasi tersebut dibabat dan ada juga yang dibakar. Handa tak menyadari bahwa di lokasi yang dia bersihkan itu ada makam. Saat itu, ada area yang rumputnya sulit dibakar.
“Saya menemukan keanehan ada satu makam yang tertimbun rumput dan dedaunan diatasnya namun tidak bisa dibakar. Api hanya merambat pada batu dipinggir makam, posisi makamnya di sebelah barat ujung pagar," ujarnya.
Kendati demikian Handa tetap menerusakan pekerjaan membersihkan area tersebut dengan tangan, tanpa membakar rumput.
Handa mengaku, sudah tahu adanya makam beraksara kuno itu sejak lama. Namun penemuannya itu baru viral belakangan ini. Sebenarnya, kata Handa banyak batu nisan yang sudah terkubur disana, juga banyak yang patah mungkin terinjak hewan ternak sapi atau kerbau.
Handa menyatakan ada juga 2 makam yang diduga berusia lebih tua dari 11 makam kuno yang sudah diteliti. 2 makam yang hanya berupa tumpukan batu itu adalah makam Uyut Doong serta Eyang Jaling. Keduanya merupakan keturunan dari Cirebon. Makam tersebut sering didatangi warga Ciracap untuk berziarah dan keturunan dari Uyut Doong serta Eyang Jaling mash ada.
Warga lainnya, Rohman (90 tahun) menyatakan dari cerita orangtua dulu, lokasi pemakanan Dumuskadu merupakan tempat kumpulnya para pejuang pada saat zaman penjajahan Belanda. "Lokasi tersebut, merupakan tempat yang aman," pungkasnya.