SUKABUMIUPDATE.com - Pasangan suami istri di Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Sayuti (47 tahun) dan Pipih Sopiah (41 tahun) mampu membuat batang bambu menjadi sesuatu yang bernilai seni sekaligus ekonomi seperti hiasan lampu.
Di rumahnya yang ada di Kampung Cipari RT 01/03, Desa Cisaat, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, pasutri ini membuat berbagai desain hiasan lampu berbahan bambu.
Baca Juga :
Keahlian ini ditularkan oleh sang ayah kepada pipih. Ayah pipih sejatinya merupakan pendiri Sanggar Bambu Mutiara yang eksis sejak tahun 70-an. Pada masa jayanya itu, sanggar tersebut mampu menjual kerajinan bambu ke wilayah Sukabumi, Bogor dan Jakarta bahkan hingga Korea dan Jepang.
Sebagai anak, Pipih pun diminta melanjutkan eksistensi sanggar tersebut. Bersama suaminya, pipih memegang pesan sang ayah.
"Pesan dari Bapa lanjutkan katanya, jangan sampai padam," jelas Pipih kepada sukabumiupdate.com Senin (11/7/2022).
Selain hiasan lampu, sanggar itu juga memproduksi bangku dan krey bambu.
Namun sejak kepergian ayah Pipih pada Maret 2022 silam ditambah para pengrajin seangkatan ayahnya yang sudah sepuh, maka produk kerajinan bambu itu hanya memenuhi pesanan dari toko yang ada di Cireunghas Sukabumi.
Jumlah pengrajin yang kurang ini menjadi keraguan-raguan untuk memenuhi pesanan dari Bogor dan Jakarta. “Takutnya nanti pesanan banyak tapi barang malah gak ada karena kekurangan pengrajin," ungkap Sayuti.
Pasutri ini berharap adanya kepedulian dari pemerintah setempat untuk membantu mengembangkan kembali potensi usaha kerajinan bambu tersebut.
Pasutri itu hanya perlu pemerintah memfasilitasi kebutuhan apabila dibuka kelas mengajar kerajinan bambu dan Sayuti serta Pipih yang menjadi pengajarnya.
Sayuti yakin ketika sudah ahli, para perajin itu tak kesulitan menjual produknya. Sebab untuk pemasaran, Sayuti akan membantunya. Dengan demikian ekonomi masyarakat itu akan tumbuh.
"Pemerintah bisa bantulah menyediakan kelas untuk belajar kerajinan bambu gak apa apa saya saja yang ngajarin, tapi kan yang belajar butuh makan dan bahan-bahan itu dibantu. Nanti juga kalau mereka sudah bisa ngga usah bingung ngejual, tinggal pasok ke toko-toko itu urusan kami," pungkas Sayuti.