SUKABUMIUPDATE.com - Ipin, hidup seorang diri menghuni sebuah gubuk berukuran 1x1 meter di Kampung Bantarmuncang Kulon RT 01/07, Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi.
Berdasarkan informasi yang dihimpun sukabumiupdate.com, gubuk yang ditempati Ipin ini dibuat dari material bekas rumah ayahnya yang rubuh karena dibiarkan tak terurus. Menurut warga, Ipin yang diperkirakan berusia sekitar 26 atau 27 tahun itu sulit diajak komunikasi.
Warga, Gofar (35 tahun) mengatakan Ipin pada awalnya tinggal di Cibatu, salah satu daerah yang masih berada di Kecamatan Cibadak, bersama neneknya. Setelah neneknya meninggal, Ipin lantas dibawa oleh ayah ke rumahnya di Kampung Bantarmuncang, Desa Sekarwangi.
Tapi hubungan Ipin dengan ayahnya itu tak akur. Ipin kemudian tinggal seorang diri menghuni rumah ayahnya itu. Rumah yang berdiri diatas lahan milik orang lain itu tak terurus. Lalu material bangunan dari rumah itu dijadikan gubuk yang kini dihuni Ipin.
“Saya sering denger itu mereka cekcok terus ga pernah akur," kata Gofar kepada sukabumiupdate.com, Senin (11/7/2022).
Warga menyatakan Ipin sempat bekerja sebagai pemungut barang bekas, namun entah kenapa kini ia tidak lagi bekerja dan setiap harinya hanya berkeliling untuk meminta sesuatu.
Selain sulit untuk diajak berkomunikasi, warga menyatakan bahwa Ipin mudah tersinggung dan mengidap epilepsi.
"Kami bingung, Ipin itu mudah tersinggung juga, kadang tiba-tiba ngamuk gitu, tapi ya warga juga maklum sama kondisinya, kalau sehari-hari ya ikut makan sama kami di sini," ungkap warga lainnya, Muhtar (35 tahun).
Warga pun berharap orang tuanya dalam hal ini ayahnya bisa kembali merawat Ipin. "Harapannya ya ayahnya bisa kembali membimbing dan mengurus dia lagi,” ujarnya.
Mengenai upaya membangun rumah untuk Ipin, warga kebingungan sebab rumah ayahnya yang dulu dan gubuk itu berdiri di atas lahan milik orang lain. “Kalau dibuat rumah di sini itu kan tanahnya milik orang lain, takutnya ga diizinin," pungkas Muhtar.
Sementara itu, Camat Cibadak Lesto Rosadi menjelaskan selama ini Ipin bekerja menjadi pemulung barang bekas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan warga sekitar sering membantunya .
“Kondisi fisik ipin tidak sempurna, semenjak bayi mengalami kecelakaan sehingga tulang belakang bermasalah menjadi bungkuk serta Ipin pun perlu adanya pendampingan karena diajak komunikasi tidak nyambung,” ujarnya.
Lesto menyatakan, ayah Ipin berinisial A, adapun ibu Ipin sudah meninggal dunia. Ipin dan ayahnya tinggal masih satu desa hanya beda alamat.
“Domisili ayahnya berada di Kampung Bantar Muncang Permen RT 05/05, Desa Sekarwangi. Ayah Ipin tinggal bersama saudaranya dengan tersebut. Ipin dan ayahnya tidak mempunyai data KK KTP karena hilang dan tdk diurus kembali,” ujarnya.
Lesto menyatakan, Ipin tinggal di gubuk karena keinginan sendiri. “Pihak keluarga pun membujuk untuk tinggal bersama tapi Ipin tidak mau, sering juga Ipin menemui bapaknya yang tinggal di saudaranya,” ujarnya.
Untuk sementara pihak pemerintah Desa Sekarwangi akan membuatkan KK dan KTP nya dan akan melaporkan ke pihak-pihak terkait untuk dikoordinasikan agar mendapatkan perhatian.