SUKABUMIUPDATE.com - Persoalan listrik yang masih sering mati dan tidak stabil di wilayah Pajampangan Kabupaten Sukabumi dan Cianjur Selatan mendapat perhatian serius dari Sekretaris Komisi III DPRD Jawa Barat, Hasim Adnan.
Hasim mengakui bahwa pihaknya sering mendapat keluhan dari warga Pajampangan Kabupaten Sukabumi terkait aliran listrik PLN yang kerap bermasalah. Entah itu mati listrik maupun tidak stabilnya aliran listrik yang berdampak pada banyak hal.
Baca Juga :
“Saya melihat persoalan aliran listrik PLN ini harus segera diselesaikan. Karena sesungguhnya sudah lama terjadi, tapi seolah terus dibiarkan. Dan ironisnya, di kabupaten Sukabumi bertebaran perusahaan pemasok listrik. Baik milik negara maupun swasta,” ujar anggota DPRD Dapil (Daerah Pemilihan) Jabar V (Kabupaten dan Kota Sukabumi).
“Padahal, tahun 2021 PT. PLN (Persero) meraup keuntungan sebesar 13,96 Triliun. Meningkat sekitar 5,08 persen dibanding tahun sebelumnya menjadi 288,86 Triliun. Artinya, dengan keuntungan tersebut, problem listrik padam dan tidak stabil bisa diselesaikan,” tambah pria yang diberi mandat jadi Ketua DPC PKB Kabupaten Sukabumi ini.
Lebih lanjut, Hasim mengingatkan jangan sampai keadaan yang timpang antara PLN dengan konsumen terus berlarut. Satu sisi PLN untung, sisi lain konsumen malah buntung. Dikatakan demikian, karena dengan sering padam dan tidak stabilnya aliran listrik, maka dipastikan banyak kerugian yang dialami oleh warga selaku konsumen.
“Guna ikut membantu menuntaskan persoalan ini, saya sudah kontak ke beberapa pihak terkait, agar menjadi perhatian bersama. Di antara yang saya hubungi adalah Manager PLN ULP (Unit Layanan Pelanggan) Palabuhanratu, Rais Jusika dan Kadis ESDM Jawa Barat”, beber Hasim.
Hasil dari penelusuran yang dilakukan Hasim, didapat beberapa informasi menyangkut kendala-kendala di lapangan. Seperti jarak pasokan jaringan yang cukup panjang dan melewati area perkebunan serta hutan.
“Betul Pak, mohon maaf belum melayani kebutuhan listrik masyarakat Jampang dg maksimal. Untuk kendala kami saat ini karena jarak pasokan jaringan yang cukup panjang dan melewati perkebunan juga hutan. Juga kendala yang tidak memperbolehkan PLN untuk pangkas ataupun penebangan pohon yang jaraknya sudah dekat dengan jaringan PLN”, ungkap Manager PLN ULP Palabuhanratu, Rais Jusika.
Rais juga menambahkan bahwa pihaknya sudah menyusun timeline agar titik rawan pohon dapat dituntaskan sampai akhir bulan ini. Sehingga PLN ULP Pelabuhan Ratu, ke depannya bisa melayani dengan lebih baik lagi.
Semetara itu, Hasim menilai apa yang sudah dilakukan oleh Dinas ESDM Provinsi Jawa Barat, sudah on the track. Tinggal bagaimana Dinas ESDM bisa lebih proaktif lagi dalam mengawal progres pembangunan jaringan listrik Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) Tanggeung-Jampang Kulon yang membentang dari Desa Tanggeung Kabupaten Cianjur hingga Jampang Kulon Kabupaten Sukabumi, sudah didorong menjadi proyek PLN dengan skala prioritas I, sejak pertengahan tahun 2020.
“Saya minta Kadis ESDM yang baru bisa melanjutkan pengawalan pembangunan jaringan listrik SUTT yang sudah dimulai sejak Kadisnya dipegang oleh Bambang Tirtoyuliono. Nah Sekarang saya minta ke Bu Kadis (Ai Saadiyah Dwidaningsih) untuk benar-benar menjadikannya sebagai skala prioritas satu. Dan Alhamdulillah Bu Kadis sudah merespon. Bahkan katanya sudah sempat bertemu dengan Direktur PLN Regional Jawa Bali”, pungkas Hasim.