SUKABUMIUPDATE.com - Pihak Spark Forest, Nagrak, Kabupaten Sukabumi, akan bertanggung jawab terkait rumah yang terendam dan beberapa kolam ikan milik warga yang jebol.
Sebelumnya, belasan rumah warga di Kampung Ciawitali RT 07/03, Desa Cisarua, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi terendam air akibat bak reservoir meluap setelah tertimpa material talud yang ambruk Senin, 20 Juni 2022 sekitar pukul 15.00 WIB.
Baca Juga :
“Diskusi antara pemilik Spark Forest dan perwakilan warga terdampak banjir menghasilkan kesepakatan bahwa pihak penanggung jawab Spark Forest akan menanggung jawab akibat yang timbul dari peristiwa tersebut,” ujar Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Miki.
Menurut dia, diskusi dihadiri penanggung jawab Spark Forest, ketua RT setempat, ketua RW setempat, Pemdes Cisarua, Bhabinkamtibmas, Pol PP Nagrak, staf Kecamatan Nagrak, Unsur Kodim 0607 dan Pramuka Peduli.
Lebih lanjut Miki menyatakan, hujan deras yang mengguyur wilayah Nagrak pada Senin, 20 Juni 2022 menyebabkan longsor di tiga desa di Kecamatan Nagrak. Desa itu adalah Cisarua, Balekambang dan Kalaparea.
Dari 5 titik yang dilaporkan itu, hingga saat ini pihak P2BK mengonfirmasi bahwa ada 3 KK dan 16 jiwa yang terancam, 1 KK dan 5 jiwa menderita, serta 1 KK dan 4 jiwa yang mengungsi akibat bencana longsor ini.
"Untuk yang di Kalaparea belum bisa dipastikan total korban terdampaknya, saat ini mau dilakukan pengecekan ke sana," pungkasnya.
Sementara itu, Kadus Cisarua Robiana menyatakan banjir di Kampung Ciawitali RT 07/03, Desa Cisarua berdampak pada barang rumah tangga seperti kasur yang basah hingga barang elektronik yang rusak.
"Untuk kasur diganti, tapi untuk barang elektronik seperti mesin pompa air kemudian ada juga televisi akan ditinjau dulu kondisinya. Kalau masih bisa diperbaiki maka diperbaiki kalau tidak dapat diperbaiki diganti," ujarnya.
Robiana menuturkan bencana talud ambruk disebabkan oleh air dari jalan yang mengalir ke area Spark Forest. Sebab di sepanjang jalan Nagrak tidak ada drainase. "Pihak pemdes pun sudah mengajukan untuk pembangunan drainase namun hingga kini belum ada jawabanan," ujarnya.