SUKABUMIUPDATE.com - Ditangkapnya tiga anggota geng motor pembacok mati warga Cibeureum, Kota Sukabumi, Ega Anugerah Putra (30 tahun), memicu munculnya kembali deklarasi penolakan terhadap kelompok tersebut. Deklarasi teranyar ini dilakukan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah atau Forkopimda Kota Sukabumi pada Jumat (27/5/2022) di Mapolres Sukabumi Kota.
Deklarasi ini dilakukan lewat penandatanganan pernyataan sikap oleh Asisten Daerah I Kota Sukabumi Iskandar Ifhan, Kapolres Sukabumi Kota AKBP Sy Zainal Abidin, Ketua DPRD Kota Sukabumi Kamal Suherman, tokoh agama, hingga kelompok motor yang saat ini sudah bertansformasi menjadi organisasi kemasyarakatan atau ormas: Brigez, GBR, Moonraker, dan XTC.
Kempat kelompok motor tersebut kembali menegaskan diri bukan sebagai geng motor, namun telah berubah menjadi ormas. Ini disampaikan perwakilan dari XTC, Robin Gunawan. Robin mengatakan Brigez, XTC, GBR, dan Moonraker, adalah organiasi yang resmi di mata hukum.
"Kami dari ormas XTC, Brigez, GBR, dan Moonraker, bukan merupakan geng motor. Kami adalah organisasi yang resmi di mata hukum," kata Robi kepada awak media usai menandatangani pernyataan sikap.
Robin juga mengatakan pihaknya menolak keras berandal bermotor yang melakukan tindakan kekerasan atau tindakan lainnya yang bertentangan dengan hukum, yang dilakukan oknum tertentu dengan mengatasnamakan keempat ormas tersebut. Robin mengaku bersedia membantu TNI/Polri dan pemerintah daerah menjaga keamanan di Sukabumi.
"Kami juga akan menyosialisasikan pernyataan ini kepada seluruh anggota," kata dia. Pernyataan Robi ini mewakili tiga ormas lainnya: Brigez, GBR, dan Moonraker.
Kapolres Sukabumi Kota AKBP Sy Zainal Abidin mengatakan meski telah deklarasi dan menjadi ormas secara legal, masih ada oknum anggota yang melakukan tindak pidana. Menurut Zainal, masih ada oknum anggota keempat ormas ini yang memiliki pola pikir dan pola tindak serta doktrin sebagai kelompok motor sebelum menjadi ormas.
"Komitmen yang dibuat hari ini untuk mempertegas posisi mereka sebagai ormas yang harus mendukung terwujudnya situasi keamanan di wilayah hukum Polres Sukabumi Kota," kata Zainal.
Zainal meminta keempat ormas tersebut untuk mencabut status keanggotaan dan mengembalikan atribut organisasi apabila ada oknum anggota mereka yang melakukan tindakan kriminal. Selain itu, polisi juga akan melakukan tindakan tegas secara terukur kepada pelaku jika ada ancaman nyawa, baik kepada polisi maupun masyarakat.
"Kita berkomitmen melakukan tindakan tegas secara terukur terhadap pelaku tersebut dengan tembak di tempat," katanya.
Pada Mei 2021, Forkopimda Kota dan Kabupaten Sukabumi serta sejumlah elemen masyarakat juga sudah mendeklarasikan penolakannya terhadap keberadaan geng motor di wilayah Sukabumi. Deklarasi tersebut mendapat dukungan masyarakat yang terlihat dari respons mereka di beberapa platform media sosial.
Baca Juga :
Mengenal Siapa Mereka
Insiden kekerasan yang dilakukan anggota geng motor mau tidak mau menarik perhatian publik terhadap empat kelompok yang bermulai di Bandung: Brigez, GBR, Moonraker, dan XTC. Telah cukup lama mereka bertransformasi menjadi ormas dan berupaya membangun kegiatan-kegiatan positif bagi para anggotanya. Kelompok ini pun memiliki struktur kepengurusan di berbagai daerah, termasuk Sukabumi.
1. Brigez
Mengutip dari laman resmi www.ormasbrigez.id, Brigez mulai berdiri pada 1986-1987 di SMA Negeri 7 Bandung. Pencetusnya di antaranya adalah Soni Wasita dan Teguh Gumilar yang sekarang menjabat Dewan Pembina DPP Brigez, sertA rekan-rekan angkatan 1998 SMAN 7 Bandung.
Brigez mulai eksis pada 1987-1988. Pada awal Desember 1988, Brigez diteruskan oleh angkatan Cecep Hendra Erawan. Kemudian pada 1990-an, ada beberapa nama-nama yang ikut serta meneruskan eksistensi Brigez, antara lain Cecep Hendra Erawan yang menjadi Ketua Umum Brigez periode 2010-2013, dan beberapa orang lainnya.
Pada era 90-an Brigez sudah mulai mengikuti kejuaraan road race yang di antaranya diselenggarakan Suzuki, Yamaha, dan beberapa pihak lainnya. Brigez era 1990-an terdiri dari beberapa anak SMAN 7 Bandung yang mempunyai suatu kesamaan pemikiran yang menginginkan suatu ikatan persaudaraan yang erat.
Dari kesamaan pemikiran itulah Brigez mulai sedikit-sedikit meluas ke wilayah-wilayah atau sekolah-sekolah lainnya. Salah satu kegiatan yang sering dilakukan adalah nongkrong sana dan mengotak-atik motor. Bermula hobi sebagian anggotanya yang suka mengotak-ngatik motor, mulailah mereka mengikuti balapan liar maupun resmi.
Sejak saat itu Brigez semakin berkembang dan keanggotaannya bertambah hingga ke luar Bandung. Sehingga pada awal 2010, digelar Jambore Nasional di Pangandaran yang dihadiri seluruh anggota dari semua tempat. Jambore ini kemudian mengasilkan beberapa keputusan penting, salah satunya menjadikan Brigez sebagai Organisasi Kemasyarakatan Pemuda atau OKP.
2. GBR
Mengutip laman resmi gbr.or.id, GBR sebelumnya dikenal sebagai GraB on Road. Kelompok ini berdiri pada 13 Februari 1989. Ini adalah perkumpulan pemuda yang beranggotakan para remaja berjumlah 10 orang dan dengan berjalannya waktu bisa mencapai 100 orang. Masyara maupun polisi kerap menilai kelompok ini sebagai Geng GBR.
Lewat laman resminya ini, GBR mengakui sangat sulit untuk mengontrol dan mengendalikan dari tujuan semula. Sehingga banyak terjadi perbuatan kurang baik dan sangat merugikan masyarakat luas. Namun, kelompok ini kemudian berubah bentuk menjadi Lembaga Swadaya Masyarakat Garda Bangsa Reformasi atau LSM GBR.
Pada 10 Desember 2020, LSM GBR membentuk Dewan Pimpinan Pusat atau DPP yang bertekad melakukan reformasi pada tubuh GBR itu sendiri dengan paradigma yang lebih baik dan terkontrol. Mereka juga ingin berperan aktif di masyarakat lewat kegiatan positif dan mengabdi untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI.
3. Moonraker
Menukil laman resmi www.moonraker.or.id, pada 1979 di Bandung, tiga bikers jago ngebut di jalanan, Uci, Jerry, dan Paul, mennonton film Moonraker yang dibintangi Roger Moore. Mr. Moore saat itu berperan menjadi agen Inggris yaitu James Bond dengan kode penugasan double O Seven alias 007.
Setahun sebelumnya pada peringatan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1978, mereka sudah memiliki nama untuk kumpulan kecil ini yakni Moonwalker. Sepulang dari nonton film tersebut, ketiganya sepakat untuk mengubah Moonwalker menjadi Moonraker. Siapa sangka, klub ini menjelma menjadi klub paling disegani di jalanan Bandung.
Untuk anak-anak Bandung, nama Moonraker memang melegenda. Mereka selalu turun balapan antar life members atau klub lain saat lalu lintas sedang ramai-ramainya. Jalan sesak di Ir Juanda atau Dago menjadi ajang adu adrenaline. Soal riding skill dan kenekatan mereka menjadi buah bibir semua pembalap liar dan cewek-cewek Bandung.
Tak bisa dipungkiri, untuk menegaskan eksistensi mereka, balapan liar dan pertarungan di jalan menjadi sejarah yang tak bisa lepas dan mengisi hari-hari para life members-nya. Persaingan dengan klub lain selalu menjadi perbincangan. Moonraker disebut banyak mendominasi dan diunggulkan.
Klub berlambang serigala terbang ini juga kental doktrinasi dan semangat persaudaraan. Anggotanya menjadi sangat loyal dan setia karena semangat persaudaraan tersebut. Senior dan junior ibarat kakak adik, saling menyayangi dalam suka dan duka. Moonraker juga punya motto wanieun alias berani. Terjemahannya bisa menjadi sangat luas, berani dalam berbagai hal termasuk mengarungi kehidupan.
Tahun terus berganti, wajah Moonraker dari hanya klub jalanan berbasis massa besar, bergerak ke arah yang lebih serius. Baru pada 1986, klub ini semakin terkordinasi rapi dengan kepengurusan yang teratur dalam AD/ART. Moonraker merumuskan kepengurusan agar semakin profesional dengan mengadakan kongres Moonraker pada 29 Agustus 2010.
Moonraker tercatat sebagai klub motor satu-satunya yang mampu menyelenggarakan event road race dan dinobatkan menjadi klub terbaik oleh IMI Jabar. Moonraker juga sangat kooperatif membantu kemajuan dunia sport di Jawa Barat. Secara klub mereka pun aktif dalam kegiatan sosial. Prestasi dan jasanya bagi Jawa Barat sudah sangat banyak.
Kecenderungan informasi yang mengelilingi klub Moonraker sebagai geng motor selama beberapa dekade ini membuat perubahan struktur dari klub Moonraker. Pembenahan internal dilakukan demi menjaga nama baik klub. Setiap dua tahun sekali klub Moonraker menyelenggarakan Musyawarah Nasional atau Munas, di mana pertama kali diselenggarakan di Bandung pada 2010.
4. XTC
Tidak banyak sumber yang bisa diperoleh tentang XTC. Namun, dalam wawancara pada Mei 2021, Ketua Bidang Pertahanan dan Keamanan Dewan Pimpinan Cabang XTC Kota Sukabumi saat itu, Furqon Akbar mengatakan kelompok ini bermula di Bandung.
Pada 2007, sambung Furqon, XTC Sukabumi diresmikan oleh Ketua Umum XTC dan berkembang pesat hingga saat ini. Memasuki 2012, XTC Indonesia bertansformasi menjadi OKP. Lalu pada 2015 menjadi ormas.
Saat ini XTC Indonesia telah menjadi ormas dengan struktur organisasi yang hampir sama dengan ormas-ormas lainnya. Dimulai di tingkat nasional disebut Dewan Pimpinan Pusat, tingkat provinsi disebut Dewan Pimpinan Daerah, tingkat kabupaten/kota Dewan Pimpinan Cabang, dan tingkat kecamatan disebut Pimpinan Anak Cabang.
XTC Indonesia juga diketahui memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga atau AD/ART organisasi. Di sana dikatakan apabila anggota XTC melakukan tindakan melanggar hukum dan sampai dijatuhkan vonis, maka akan diberhentikan dari keanggotaannya.