SUKABUMIUPDATE.com - Teka-teki keberadaan santriwati asal Sukalarang, Kabupaten Sukabumi, yang sebelumnya dinyatakan hilang, akhirnya terungkap. EJ (16 tahun) ditemukan di Jakarta dan sudah tiba di Markas Kepolisian Sektor Sukalarang pada Jumat dini hari (27/5/2022). Kedatangan EJ disambut isak tangis keluarga.
EJ tiba di Markas Kepolisian Sektor Sukalarang pada Jumat dini hari sekira pukul 00.10 WIB. Santriwati asal Desa Titisan, Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi, ini dinyatakan hilang sejak Senin, 23 Mei 2022. Setelah dilakukan pencarian, ternyata EJ ada di Jakarta dan diduga akan bekerja sebagai asisten rumah tangga atau ART.
"Di tempat dia akan bekerja sebagai asisten rumah tangga. Informasinya sebagai pengasuh anak," kata Kepala Kepolisian Sektor Sukalarang Ajun Komisaris Polisi Asep Jenal Abidin kepada sukabumiupdate.com. Polisi memastikan tidak ada keterlibatan sopir angkot dalam perginya EJ ke Jakarta, seperti narasi pesan WhatsApp yang sebelumnya viral.
Asep mengatakan pada Senin, 23 Mei 2022, EJ berangkat dari rumahnya dan berniat akan ke rumah temannya di sekitar Tugu ABC, tepatnya di Kampung Pasekon, Desa Margaluyu, Kecamatan Sukalarang. Padahal orang tua EJ menyebut pada Senin itu anaknya diantar naik angkot untuk ke pondok pesantrennya di Desa Cimangkok, Kecamatan Sukalarang.
Kemudian saat di perjalanan naik angkot dan akan tiba di tempat pemberhentian menuju rumah temannya tersebut, EJ berusaha memberhentikan angkot yang ditumpanginya. Namun sayang, sang sopir tidak mendengar seruan EJ dan terus melaju. EJ yang panik, langsung mengirim pesan WhatsApp minta tolong ke salah satu teman pesantrennya.
Tetapi, ketika itu handphone EJ tidak memiliki kuota internet, sehingga pesan WhatsApp yang dia kirim, belum diterima temannya. EJ pun melanjutkan perjalanan di angkotnya hingga akhirnya berhenti di Sukaraja. "Dari Sukaraja lalu naik angkot pergi ke Kota Sukabumi. Setelah di Kota Sukabumi, dia membeli kuota internet," kata Asep.
Selepas mengisi kuota internetnya di wilayah Kota Sukabumi, pesan WhatsApp ke temannya soal minta tolong karena sopir angkot tak mau berhenti itu baru terkirim, yakni sekira pukul 08.23 WIB. Sejak itu banyak orang yang menghubungi EJ, sehingga dia memutuskan mematikan handphone-nya. Ketika itu EJ hanya membawa uang Rp 200 ribu.
Baca Juga :
Berbekal uang tersebut, Asep menyebut EJ menginap seorang sendiri di salah satu penginapan di Kota Sukabumi selama dua malam. Namun karena uangnya habis, EJ meminta bantuan temannya yang lain untuk mencarikan pekerjaan. "Akhirnya EJ diarahkan ke tempat kerja sebagai asisten rumah tangga yang ada di Mangga Dua Jakarta," ucapnya.
Kepada polisi, EJ mengaku pergi dari rumah karena tidak mau bersekolah sambil pesantren. "Keuangannya sudah habis dan tidak mau kembali ke orang tuanya. Tidak mau kembali ke sekolah dan pesantren, maunya sekolah saja," kata Asep. EJ berangkat ke Jakarta diantar seseorang yang berperan sebagai penyalur kerja.
Keberadaan EJ di Jakarta diketahui setelah dia menghubungi temannya dengan nomor baru. Temannya itu kemudian memberi tahu gurunya dan gurunya menyampaikan keberadaan EJ tersebut ke polisi. Polisi selanjutnya mengecek lokasi nomor baru EJ. Asep menyebut kejadian ini murni keinginan EJ sendiri, tak ada keterlibatan sopir angkot.
"Kepada para sopir angkot untuk kembali menjalankan aktivitas seperti biasa dan tetap menjaga kondusifitas," katanya.
EJ adalah anak pertama pasangan suami istri J (38 tahun) dan A (39 tahun). Ayahnya, J, mengucapkan terima kasih kepada polisi karena telah membantu proses pencarian anaknya. "Alhamdulillah anak saya sudah ditemukan. Dari polisi sudah ada bantuan, terima kasih banyak," kata dia.
Diketahui, EJ pada Sabtu, 21 Mei 2022, pulang ke rumah untuk mengambil perlengkapan pesantren. Kemudian pada Senin pagi, EJ pamit berangkat ke pondok pesantrennya. EJ berangkat dari rumahnya diantar sang uwa menggunakan sepeda motor hingga jalan raya dan dilanjutkan naik angkot.