SUKABUMIUPDATE.com - Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi memberikan tanggapan mengenai potensi Jabar krisis pangan pada 2021 seperti yang disampaikan Gubernur Jabar Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil menyatakan, potensi krisis pangan di tahun depan itu terjadi dengan asumsi jika negara-negara yang biasa mengekspor beras seperti Vietnam, Thailand itu di semester II menyetok pangan untuk kepentingan dalam negerinya.
Menurut Fahmi, untuk menghadapi potensi krisis pangan pada 2021 itu perlunya gerakan diversifikasi pangan dengan tidak hanya mengandalkan nasi atau beras.
BACA JUGA: Cara Pemkot dan Kodim 0607 Kota Sukabumi Perkuat Ketahanan Pangan saat Pandemi
Hal itu diungkapkan Fahmi dalam kegiatan launcing Pasar Mitra Tani atau Toko Tani Indonesia Center (TTIC) Kota Sukabumi di Sub Terminal Agribisnis (STA) Bungbulang, Kecamatan Cibeureum, Jumat (4/12/2020).
Targetnya keberadaan pasar tersebut membantu petani dalam memasarkan produk dengan harga terbaik dan memudahkan warga dalam membeli kebutuhan pokok.
BACA JUGA: Jokowi Ingatkan Kepala Daerah Ancaman Krisis Pangan dan Energi
Pada momen tersebut hadir pula Ketua Tim Penggerak PKK Kota Sukabumi Fitri Hayati Fahmi, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi Andri Setiawan, perwakilan kampus IPB, dan himpunan alumni IPB. Selain itu pada saat bersamaan diluncurkan gerakan diversifikasi pangan lokal dan Kampung Koi.
"Inovasi DKP3 ini ingin petani mendapatkan keberpihakan yang lebih kuat dari pemerintah," ujar Fahmi. Dengan demikian, kata Fahmi produk hasil petani mampu dipasarkan dengan lebih baik dan harga bisa sesuai harapan petani serta memutus mata rantai distribusi.
Keberadaan pasar mitra tani juga mempermudah konsumen ketika membutuhkan sayuran dan kebutuhan lainnya. Lahirnya inovasi ini karena petani mengeluhkan kondisi harga produk di pasar tinggi akan tetapi yang didapatkan petani tidak sesuai harga pasar dalam artian antara yang didapatkan petani dan di pasaran berbeda.
Sehingga kata Fahmi, muncul ide Toko Tani Indonesia Center yang di Sukabumi disebut Pasar Mitra Tani. Hal ini didukung alumni IPB dan kampus IPB serta menggandeng berbagai komponen yang memiliki keberpihakan yang kuat kepada petani.
BACA JUGA: Cegah Krisis Pangan di Masa Pandemi, Ini Saran H A Sopyan Buat Pemprov Jabar
Nantinya kata Fahmi, petani maupun warga bisa akses bukan secara fisik saja akan tetapi virtual melalui aplikasi Patratani. Sehingga memudahkan segala aktivitas penjualan produk petani.
Dalam kegiatan itu juga diluncurkan Kampung Koi dalam menghidupkan Kota Sukabumi sebagai kota koi. Sebab dari sisi sejarah mencatat koi berasal dari Kota Sukabumi.
Kepala DKP3 Kota Sukabumi Andri Setiawan menambahkan, pasar mitra tani ini menyediakan komoditas pangan dan pertanian dengan harga yang menguntungkan petani serta terjangkau oleh warga. Selain itu untuk memutus mata rantai distribusi pangan.
Ingat pesan ibu: Wajib 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun). Redaksi sukabumiupdate.com mengajak seluruh pembaca untuk menerapkan protokol kesehatan Covid-19 di setiap kegiatan.