SUKABUMIUPDATE.com - Fenomena munculnya gelombang busa pada saluran air di wilayah Kampung Kebonkai RT 01/11 Desa Girijaya, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi mendapat tanggapan pihak desa. Kepala Desa Girijaya Ujang Sihab memastikan tidak ada industri rumahan atau pabrik di sekitar lokasi yang dapat menjadi pemicu munculnya gelombang busa itu.
"Kan itu melewati gorong-gorong dulu baru berbusa. Dan di sekitar gorong-gorong itu memang tidak ada home industri atau pabrik," kata Ujang kepada sukabumiupdate.com, Rabu (28/10/2020).
Kemunculan gelombang busa di saluran air itu menjadi perhatian sejumlah kalangan. Sebab, gelombang busa yang muncul pada saluran air yang berfungsi mengairi pesawahan tersebut baru pertama kali terjadi.
BACA JUGA: Selidiki Munculnya Gelombang Busa di Girijaya Sukabumi, Sampel Air Dibawa ke Laboratorium
Ujang mengatakan hingga saat ini belum dapat dipastikan apa penyebab dari kemunculan gelombang busa tersebut. Ia juga enggan berspekulasi mengenai penyebab itu.
"Sejauh ini kami sudah cek lapangan dengan petugas dari DLH. Tapi kami belum bisa menemukan bukti-bukti karena memang sejauh ini belum menemukan jejak atau sebabnya," ucapnya.
Sebelumnya Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sukabumi telah mengambil sampel air di lokasi munculnya gelombang busa itu.
Kasi Trantib Kecamatan Nagrak Heri Anderson mengatakan, pihaknya mendampingi staf DLH Kabupaten Sukabumi menelusuri saluran air tersebut. Dari penelusuran itu, tidak ditemukan tanda-tanda yang mencurigakan.
"Kami mendampingi pihak DLH mengecek ke titik saluran yang menimbulkan busa itu. Di hulu saluran tidak ada yang mencurigakan," ujarnya Selasa (27/10/2020).
BACA JUGA: Muncul Gelombang Busa di Girijaya Sukabumi, Pasca Diguyur Hujan Deras
Heri menuturkan, dalam pengecekkannya pihak DLH mengambil air dari saluran tersebut dan dibawa untuk diteliti di laboratorium.
Sebelumnya diberitakan, warga di Kampung Kebonkai RT 01/11 Desa Girijaya, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi dibuat heboh oleh kemunculan busa dari saluran air setelah wilayah tersebut diguyur hujan deras.
Busa yang mengalir di saluran irigasi di tengah sawah itu berbuih dan menggumpal sehingga sangat menarik perhatian warga. Bahkan beberapa tak segan mengabadikannya melalui kamera gawai.
Warga setempat, Kiman (23 tahun) mengatakan saluran air yang dipenuhi busa dan buih tersebut biasa digunakan untuk mengairi sawah.
"Saya sudah lihat hulunya tidak ada yang aneh. Tapi setelah melewati saluran yang berada di bawah jalan, air itu membawa buih dan berbusa," terangnya, Senin (26/10/2020).
Ingat pesan ibu:
Wajib 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun). Redaksi sukabumiupdate.com mengajak seluruh pembaca untuk menerapkan protokol kesehatan Covid-19 di setiap kegiatan.