SUKABUMIUPDATE.com – Pembongkaran paksa plat besi alas jembatan gantung penghubung dua kecamatan, Pabuaran dan Sagaranten oleh oknum pemuda berdampak serius kepada aktivitas warga. Warga sejumlah kampung dan desa di perbatasan dua kecamatan tersebut terancam terisolir karena jembatan yang membentang diatas sungai Cikaso itu adalah akses terdekat menuju pusat pendidikan, ekonomi, kesehatan dan pemerintahan.
Jembatan ini berada di kampung Puncak Kalong Desa Curugluhur, Kecamatan Sagaranten dan Kampung Parugpug Desa Pabuaran, Kecamatan Pabuaran. Menurut warga, sejumlah pemuda Minggu pagi kemarin membongkar paksa jembatan gantung yang dibangun tahun 2016 itu tanpa alasan yang jelas.
Tiga lembar plat besi yang menjadi alas jembatan jembatan di Kampung Parugpug kemudian dibawa pergi oleh para pemuda tersebut entah kemana. Wargapun sempat terisolir selama beberapa jam.
BACA JUGA: Jembatan Gantung di Jampang Tengah Sukabumi Ini Nyaris Putus
"Setelah dialas besinya dibongkar ditinggalkan begitu saja. Warga yang jalan kakipun jalan tidak bisa lewat,” jelas Acun (45 tahun) warga Kampung Parugpug kepada sukabumiupdate.com.
Karena sempat terisolir warga kemudian lapor ke pihak kecamatan dan kepolisian. Minggu malam, sekira pukul 18.00 WIB bersama warga aparat desa, kecamatan dan aparat keamanan mulai melakukan pemasangan kayu agar jembatan tersebut tetap bisa digunakan oleh warga.
Pembongkaran ini menyedor perhatian pemerintah, karena alasan dan pihak yang melakukan pengambilan plat besi jembatan tidak jelas. Senin pagi (6/7/2020), semua pihak berkumpul di lokasi jembatan, dari kecamatan, pemerintahan desa dan pihak kepolisian serta TNI.
BACA JUGA: Andalkan Rakit, Warga Desa Hegarmulya Sukabumi Mimpikan Jembatan Gantung
“Ada kesalapahaman antar pemilik lahan tapi sudah diselesaikan oleh pihak kecamatan Pabuaran dan Sagaranten. Jembatan harus kembali seperti semula,” jelas Kepala Desa Pabuaran, AA Nurjamin kepada sukabumiupdate.com melalui sambungan telpon.
Camat Pabuaran, Asep Mulyani menjelaskan jika ada masalah antara pemilik lahan atau siapapun terkait fasilitas publik tidak diperbolehkan main bongkar. “Alibi mereka kan seperti itu bahwa jembatan mau diperbaiki. Seharusnya kordinasi karena pemdes saja tidak tahu. Ini fasilitas yang digunakan oleh banyak orang,” tegasnya melalui pesan singkat.
“Kita sudah komunikasi dengan semua termasuk pihak yang membongkar. Hari ini alas besi yang kemarin dibongkar harus segera dipasang lagi,” pungkas pria yang akrab disapa Askum ini lebih jauh.