SUKABUMIUPDATE.com - Sejumlah warga Benteng Desa Kutajaya, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, pertanyakan perkerasan jalan dengan beton oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU) di ruas jalan Benda Duren Gede sepanjang 900 meter.
BACA JUGA: Koreksi Kondisi Jalan, Dinas PU Sukabumi Ajak Seluruh Staf ke Jembatan Gantung
Ketua RW 05 Benteng, Rahmat mengatakan masyarakat menginginkan ruas jalan Benda Duren Gede itu semua dibeton. Namun pada kenyataannya sebagian saja yang dibeton dan sisanya hanya pengaspalan.
Oleh karena itu, kata Rahmat perwakilan warga Benteng mendatangi kantor Kecamatan Cicurug dengan didampingi Kepala Desa Kutajaya Ujang Royani dan diterima oleh Camat Cicurug Wawan Gondawan Saputra serta perwakilan Dinas PU Kabupaten Sukabumi Dody Sempena.
"Kedatangan kami bukan hanya mempertanyakan perihal pekerjaan perkerasan jalan dengan beton, namun juga terkait pengaspalan hot mix. Pasalnya warga ingin jalan itu dibeton bukan dihotmix, mengingat kekuatannya jauh berbeda dengan hotmix," ujarnya kepada sukabumiupdate.com, Kamis (20/6/2019).
Rahmat mengaku, setelah diberikan kesempatan bertemu dengan Camat serta penjelasan dari Dinas PU Kabupaten Sukabumi, warga baru memahami dan menerima penjelasannya bahwa anggaran perkerasan jalan itu bukan dari APBD, DAK.
"Jadi sekarang sudah tidak ada masalah dan clear. Masyarakat juga sudah memahami, tinggal pelaksanaannya," pungkas Rahmat.
BACA JUGA: Banyak yang Pensiun, Dinas PU Kabupaten Sukabumi Tambah Petugas Irigasi
Perwakilan Dinas PU Kabupaten Sukabumi, Dudy menjelaskan, warga memberikan masukan agar jalan Benda Duren Gede ini dibeton semua. Namun karena keterbatasan anggaran sehingga tidak mungkin dilakukan.
Dody menerangkan, bahwa pelaksanaannya saat ini sedang berlangsung, jenis pekerjaan yaitu perkerasan jalan dengan beton sepanjang 900 meter dan menghabiskan biaya sebesar 1.429.226.904.94. Sumber dananya sendiri dari Dana Alokasi Kusus (DAK) APBD Kabupaten Sukabumi tahun 2019 dan terpampang di papan proyek.
"Dari panjang jalan 900 meter itu, Jalan Duren Gede yang akan dibeton hanya 125 meter dan sisanya 775 meter menggunakan hotmix, karena keterbatasan anggaran kita. Jadi yang terpenting 900 itu mulus dulu," jelasnya.
Dalam pertemuan tersebut, kata Dody warga juga meminta biaya hotmix dialihkan ke beton. Namun hal itu tidak bisa dilakukan. Pasalnya itu bantuan DAK dan sudah online serta terpantau di pusat.
"Alhamdulillah, akhirnya masyarakat dapat menerima setelah dijelaskan. Insyaallah kalau ingin dibeton kita ajukan kembali," pungkasnya.