SUKABUMIUPDATE.com - Anggota DPR-RI Fraksi Partai Gerindra, Heri Gunawan mengkritisi para calon legislatif yang akan bersaing memperebutkan kursi dewan baik di DPRD Kota Sukabumi maupun DPRD Kabupaten Sukabumi. Pria yang akrab disapa Hergun itu dengan lantang mengatakan, apa yang dikampanyekan oleh para caleg baik berupa janji-janji atupun program, semua itu hanya wacana belaka.
“Kebanyakan, realita yang terjadi adalah banyak para caleg ketika masa kampanye begitu semangat dan berapi-api menyuarakan hak rakyat. Namun ketika memasuki sistem yang ada di parlemen, mereka kebingungan,” tegas Hergun dalam diskusi bersama Lima Pilar Institut Rabu (2/1/2019).
Selain itu, lanjutnya, permasalahan yang kerap terjadi di antara anggota parlemen adalah kurangnya komunikasi antar partai dan komisi dalam menjalankan kewajiban mereka sebagai wakil rakyat.
“Jangan bicara program dulu lah, saya rasa esensi politik itu adalah suatu cara untuk mencapai suatu kebaikan. Jika kebaikan itu untuk Sukabumi, saya rasa tidak masalah adanya kerja sama lintas partai untuk bekerja sama membangun Sukabumi,” ujarnya.
Heri menuturkan, kini masyarakat sudah jengah dan tak ingin banyak tahu tentang proses birokrasi ataupun dinamika yang terjadi di zona pemerintahan. Apa yang diinginkan masyarakat adalah bukti dan aksi nyata dari para wakil rakyat itu.
“Kita memang akui, di dalam parlemen itu banyak dinamika terjadi, toh orang-orangnya dari latar belakang yang berbeda-beda, tapi tidak menutup kemungkinan dan bahkan bisa untuk bekerja sama mewujudkan impian dan keinginan masyarakat khususnya di wilayah Sukabumi,” pungkasnya.
Di tempat yang sama, salah seorang caleg Partai Gerindra Kota Sukabumi Nurul Jamanhadi, menyampaikan hal berbeda. Ia merasa prihatin melihat kondisi yang terjadi di masyarakat Kota Sukabumi, salah satunya mengenai kondisi pasar. Hal itu pula yang mendasarinya ingin mencalonkan diri sebagai caleg, terlebih di usianya saat ini yang masih terbilang muda.
BACA JUGA: Hergun Langsung Kirim Logistik ke Lokasi Longsor Cisolok Sukabumi
“Saya dulu pedagang. Melihat fenomena itu, ada ketidakadilan di sana. Ketika saya selama ini hanya menjadi penonton, saya tidak mempunyai kekuatan. Maka dari itu saya harus menjadi pemain untuk merubah itu,” kata Nurul.
Hal itu dikuatkan salah seorang deklarator Gerakan Pengawal Pembangunan Pasar Pelita (GP4), Agus Subagja. Ia meminta kepada para caleg baik dari kabupaten maupun kota Sukabumi harus memiliki komunikasi yang baik guna pembangunan dan perkembangan sebuah pasar tradisional. Ia berharap, hadirnya para caleg yang membawa ide, gagasan, dan program yang segar akan menjadi jembatan untuk tercapainya sebuah solusi pembangunan, terutama di sektor pasar tradisional.
"Terkadang, para elit pemerintah lupa bahwa aspek produksi itu dari wilayah Kabupaten dan aspek distribusi dari wilayah Kota. Begitu kompleks dan erat hubungannya antara kabupaten dan kota ini, terutama kalau kita berbicara pasar. Ini tantangan untuk para caleg, harus sadar bahwa beban anggota dewan di daerah itu lebih berat dibandingkan beban dewan di pusat,” terangnya.
Sementara itu, salah satu caleg Partai Gerindra Kabupaten Sukabumi, Muhammad Rafi’i Nasution memiliki persepsi yang berbeda untuk Kabupaten Sukabumi. Ia menilai, banyak sekali masyarakat miskin Sukabumi yang masih buta terhadap hukum. Rafi’i memiliki program jika ia nanti terpilih nanti akan membuat sebuah organisasi bantuan hukum per kecamatan Kota Sukabumi. Rafi’i menjelaskan, jika ada warga yang terkena ancaman hukum lebih dari lima tahun, warga tersebut wajib mendapatkan pendampingan hukum.
BACA JUGA: Ini Bentuk Prihatin Hergun Terhadap Bencana Longsor Cisolok Sukabumi
“Itu sudah ada peraturannya, warga tersebut dapat mendapatkan pengacara secara cuma-cuma untuk pendampingan hukumnya. Saya ingin membuat perda untuk merealisasikan klinik advokat per kecamatan dan dekat dengan Polsek agar koordinasinya lebih mudah," katanya.
Di lain pihak, caleg PBB Kabupaten Sukabumi, Fakhri menilai, seorang caleg sejatinya aleg harus mampu menghadirkan kembali kepercayaan masyarakat yang kini sudah merasa jenuh melihat aspek politik. Ia menilai, ada proses yang sangat berat dihadapi para caleg untuk berusaha meyakinkan kembali masyarakat terhadap elit-elit politik. Ia menilai, hal buruk yang dilakukan oknum anggota dewan akan berdampak pada kepercayaan masyarakat untuk memilih para caleg sebagai wakil rakyat nantinya.
“Ini tantangannya, bagaimana para caleg harus berani meyakinkan kembali bahwa hal-hal negatif yang dilakukan oknum dewan itu memang tidak benar. Dan kita harus meyakinkan bahwa kita membawa perubahan yang baik pada masyarakat,” ujarnya.