SUKABUMIUPDATE.com - Fenomena perkawinan anak, kehamilan usia remaja, dan sunat perempuan telah menjadi perhatian dunia internasional dalam beberapa tahun terakhir ini. Ketiga fenomena itu berakar pada ketimpangan gender, kemiskinan, minimnya pendidikan seksual dan reproduksi, serta kurangnya akses pada layanan kesehatan seksual dan reproduksi bagi remaja.
Demikian di0 katakan Sekretaris Daerah (Sekda) Iyos Somantri ketika membuka Diseminasi Hasil Penelitian Midline ‘Yes I Do Alliance’ Report Situasi Perkawinan Anak, Kehamilan Remaja dan Sunat Perempuan di Kabupaten Sukabumi Tahun 2018 di Pendopo Sukabumi, Rabu (24/10/2018).
Dalam sambutannya Sekda menyampaikan, praktik perkawinan anak dan sunat perempuan serta terjadinya kehamilan usia remaja masih berlangsung dengan tingkat yang berbeda-beda berdasarkan wilayah. Sekalipun tingkat pendidikan anak perempuan dan laki-laki terus meningkat, namun praktik perkawinan anak masih mudah ditemukan di berbagai kota dan pedesaan.
“Oleh karena itu, upaya untuk mengurangi atau menurunkan praktik perkawinan anak dan sunat perempuan serta pencegahan terjadinya kehamilan usia remaja harus terus dilakukan,” ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakan, apabila tidak dilakukan intervensi program tersebut, maka sangat dimungkinkan memicu tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB), tingginya tingkat perceraian, pendapatan ekonomi yang rendah, angka pengangguran meningkat sehingga menyebabkan kualitas hidup masyarakat menurun.
BACA JUGA: Terima Kunjungan DPR RI dan BPK, Sekda Kabupaten Sukabumi Dapat Bantuan Alat Pertanian
Ia pun berharap, kegiatan ini dapat dijadikan sebagai salah satu upaya untuk mengurangi ataupun menurunkan praktek perkawinan anak dan sunat perempuan serta pencegahan terjadinya kehamilan usia remaja khususnya di Kabupaten Sukabumi.
Turut hadir pada kesempatan tersebut Para Kepala Perangkat Daerah terkait di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sukabumi , LSM , Perwakilan pelajar dan tamu undangan lainnya.