SUKABUMIUPDATE.com - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi menggelar lomba pasanggiri antar pelajar di luar Gedung Kesenian, Kelurahan Sukakarya, Kecamatan Warudoyong.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi, Yemmi Yohanni mengatakan alasan tidak menggunakan gedung itu lantaran belum memiliki sistem kedap suara sehingga kegiatan yang menggunakan sound system tidak bisa dipaksakan.
"Kegiatan yang menggunakan sound system terkesan mendengung dan tidak nyaman ditelinga, sehingga belum bisa digunakan. Kalau untuk kegiatan lain sudah bisa dipakai," ujarnya kepada sukabumiupdate.com, Senin (27/8/2018).
Menurut Yemmi, Gedung kesenian Kota Sukabumi yang diresmikan Ahmad Heryawan, semasa menjabat Gubernur Jawa Barat pada April lalu itu sudah rampung hanya saja belum dilengkapi dengan fasilitas penunjang lainnya seperti pagar. Adapun gedung kesenian ini dibangun dari dana Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebesar Rp10 miliar.
"Kalau pembangunan gedung sejauh ini berjalan dengan lancar, karena anggaran yang disediakan itu hanya untuk fisik gedungnya saja," ucapnya.
Kekurangan-kekurangan lainnya itu, kata Yemmi, diluar anggaran yang ada. Maka dari itu, pihaknya akan kembali mengajukan anggaran untuk kedap suara dan fasilitas lainnya mencapai Rp 5 miliar.
Terkait lomba pasanggiri ini, Yemmy ingin mendorong kearifan lokal agar masuk dalam muatan lokal (mulok) diseluruh jendang pendidikan. Hal itu dilakukan, untuk mengenalkan kearifan lokal, kebudayaan dan kesenian kepada seluruh generasi penerus bangsa.
BACA JUGA: Kesenian Boles Sukabumi Siap Sambut Api Asian Games di Jakarta
"Kalau pencak silat sudah masuk mulok. Kenapa tidak, untuk melestarikan dan mengenalkan kearifan lokal kita usulkan saja menyanyi lagu sunda dan yang lainnya juga masuk pada mulok," terangnya.
Yemmi berharap seluruh masyarakat untuk ikut terlibat dalam pelestarian kesenian dan kebudayaan di Kota Sukabumi. Pasalnya ini merupakan tanggungjawab bersama, bukan hanya pemerintah.
"Ini menjadi tanggungjawab kita bersama. Apalagi sudah memiliki gedung kesenian yang bisa dijadikan pusat pengembangan kearifan lokal," pungkasnya.