SUKABUMIUPDATE.com - General Motors sedang menjajaki opsi di pasar taksi terbang, termasuk apakah akan membangun kendaraan yang dikenal sehari-hari sebagai mobil terbang. Langkah ini disebut sebagai bagian untuk mencari pertumbuhan dalam transportasi terkait. Demikian Reuters, Selasa, 15 September 2020, mengutip dua orang yang mengetahui masalah tersebut.
Dilansir dari Tempo.co, Kepala Eksekutif Mary Barra pada hari Senin, 14 September 2020, secara singkat membuat referensi pertamanya tentang minat GM yang berbasis di Detroit di pasar taksi udara, mengatakan bahwa hal itu sesuai dengan pengembangan kendaraan listrik (EV) dan baterai listrik canggih Ultium.
“Kami sangat percaya pada masa depan EV kami dan tidak hanya untuk kendaraan,” katanya pada konferensi RBC. “Kekuatan dan fleksibilitas sistem baterai Ultium kami membuka pintu” untuk banyak kegunaan, tambahnya, “termasuk mobilitas udara.”
Taksi terbang adalah pesawat lepas landas dan mendarat vertikal (VTOL) yang menggunakan motor listrik sebagai pengganti mesin jet. Dirancang untuk menghindari kebutuhan landasan pacu yang panjang, kendaraan ini juga memiliki sayap layaknya pesawat terbang.
Taksi udara listrik kemungkinan besar akan terbang dengan rute tingkat rendah, mengurangi kemacetan lalu lintas di jalan raya. Tapi ada potensi model ini bisa menambah kemacetan lalu lintas udara karena mereka menjadi lebih populer.
Juru bicara GM Stuart Fowle menolak menjelaskan lebih lanjut. “Ini adalah area yang sangat kami sukai.”
Saham GM naik sebanyak 5,4 persen dan masih naik 1,4 persen pada perdagangan sore.
Investor korporat dan swasta telah menggelontorkan setidaknya US$ 2,3 miliar (Rp 34,2 triliun, kurs saat ini USD 1 = Rp 14.175) ke lebih dari 100 startup mobil terbang, termasuk drone dan taksi udara listrik, tetapi teknologinya masih menghadapi hambatan signifikan untuk komersialisasi dan profitabilitas, menurut situs investor PitchBook.
Sumber: Tempo.co