SUKABUMIUPDATE.com - Daihatsu Taft masih menjadi salah satu kendaraan favorit bagi penyuka hobi trabas juga offroad. Mobil berdesain model jip ini juga dinilai masih nyaman dan tahan banting ketika dipakai harian, jarak pendek maupun touring.
Dilansir tempo.co, sesepuh yang juga founding father Taft Diesel Indonesia (TDI) Jogja, Sinang Sukanta menuturkan Taft sebenarnya mobil yang tak gampang rewel. “Kalau dipakai harian dengan ban yang standar, sebenarnya Taft mobil nyaman dan irit, masih sekitar 1 liter 10-15 kilometer, tanjakan dan jalan keriting tidak masalah,” ujar Sinang ditemui Tempo di kawasan Tembi, Bantul Yogyakarta Jumat 3 Juli 2020.
Sinang menuturkan, Taft memiliki karakter yang perlu dipahami pemilik agar tetap nyaman meski sudah berumur. Taft merupakan kendaraan yang masih mengusung mesin diesel konvensional. Yang masih memakai busi pemanas (glow plug) dan akinya harus besar. Beda dengan mesin-mesin diesel kendaraan era kini di mana saat kunci kontak diputar on mesin langsung bisa hidup.
“Beda dengan diesel Taft, karena kunci kontak setelah on harus nunggu dulu, berdoa dulu, lalu glow plug mati, baru distarter untuk dinyalakan,” ujar Sinang. Hal ini yang kerap menjadi sumber persoalan. Pemilik tak mau sabar menunggu sejenak setelah kunci menyala on sehingga mesin nyala tidak sempurna.
Kendalanya yang rutin dihadapi pemilik Taft pertama adalah busi pemanas atau glow plug itu. Glow plug ini bisa sangat awet, bisa belasan tahun jika pemakaian benar. Harganya pun realtif murah, per biji sekitar Rp 60 ribu.
Namun kebanyakan untuk mereka yang tak tahu mesin dan menyerahkannya pada bengkel harganya jadi tinggi. “Kalau bisa ngoprek sendiri hemat, kalau ikut komunitas akan mendapatkan ilmu itu biasanya,” ujarnya.
Faktor kedua, masalah umum yang dihadapi pemilik Taft tak lain soal aki. Untuk hemat, biasanya pemilik taft memilih aki basah yang masih konvensional.
Salah satu trik yang diterapkan agar aki konvensional itu awet, Sinang mengatakan dengan mengganti suplai arus pengisiannya. Diganti dengan ampere lebih besar dan memakai IC untuk mengganti sistem regulatornya.
“Paling gampang dengan memakai aki punya Isuzu Panther yang harga pasarannya sekitar Rp 1 jutaan, akinya akan awet dan pengisian bisa penuh,” ujar Sinang.
Sinang mengatakan mesin Daihatsu Taft ini hampir sama dengan mesin Toyota Delta, sejenis truk yang belum menggunakan air conditioner (AC). “Tapi kalau mau main untuk lumpur ata offroad, akinya bisa diganti yang 100 ampere atau lebih, karena butuh listrik yang besar,” ujarnya.
Terakhir, Sinang pun mewanti-wanti pemilik Taft rutin memeriksa tiga komponen yakni filter solar, filter angin dan filter oli. "Filter oli maksimal dua kali tap harus ganti, agar oli yang kental terfilterisasi dengan baik," ujar Sinang.
Adapun filter udara juga perlu diganti menyesuaikan medan yang sering digunakan. Jika sering dipakai off road atau medan tak beraspal, maka filter udara wajib sering diganti.
Sinang menuturkan kondisi mesin Daihatsu Taft yang mengusung diesel secara umum cukup bandel asal komponen vital diperhatikan benar. Ia berkelakar, di masa lalu, para supir bis juga truk bahkan sering mengisi bahan bakar itu dengan minyak tanah saat masih diperjualbelikan murah.
sumber: tempo.co