SUKABUMIUPDATE.com - Iran berani menantang Amerika Serikat setelah tewasnya Jenderal Soleimani. Menurut Iran, kematian salah satu pimpinan militer Iran ini sama halnya menabuh genderang perang. Banyaknya negara memprediksi akan munculnya perang dunia ketiga.
Seruan Iran ini tidak main-main, selain pesawat tempur hingga misil yang canggih. Mereka juga memiliki kendaraan tempur yang handal yang merupakan buatan sendiri negara penganut Islam Syiah tersebut. Kendaraan berjenis lapis baja dan taktis ini diluncurkan pada 13 Agustus 2019 yang dihadiri oleh Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Amir Hatami.
Mereka meracik kendaraan tempur karena embargo dari PBB yang tidak bisa mengimpor kendaraan tersebut dari luar negeri. Embargo tersebut diberikan setelah Iran enggan mengakhiri riset senjata nuklir.
Ada dua jenis kendaraan yang dibuat sendiri oleh Iran, yaitu mobil taktis Aras-2 dan mobil lapis baja Ra'd. Berbicara pada peluncuran tersebut, Brigadir Jenderal Amir Hatami memuji fitur-fitur dari Kendaraan Taktis Aras-2 dan mengatakan dengan mobilitas tinggi di medan yang berat, roda gigi dan senjata militer yang berat terpasang di atasnya, tenaga dan torsi tinggi serta kekuatannya untuk rasio berat, yang telah meningkat dibandingkan pendahulunya.
Menurut sumber lain, mobil ini disebut-sebut merupakan pengembangan atau tiruan dari Toyota Land Cruiser yang digarap secara lokal teknisi Iran. Hal ini terlihat dengan penggunaan sasis tangga, mesin turbo diesel dan penggunaan transmisi otomatis. Namun secara tampang malah mirip dengan Hummer buatan Amerika Serikat.
Hatami menambahkan bahwa kendaraan itu dirancang dan diproduksi untuk memenuhi kebutuhan Angkatan Bersenjata Iran dan sejumlah besar Aras-2 akan dikirimkan ke markas-markas penting. Para ahli dan teknisi militer Iran dalam beberapa tahun terakhir telah membuat kemajuan besar dalam pembuatan berbagai peralatan perang, membuat pasukan bersenjata mandiri di bidang senjata.
Para pejabat Iran telah berulang kali menegaskan bahwa negara itu tidak akan ragu untuk memperkuat kemampuan militernya, termasuk kekuatan misilnya, yang seluruhnya dimaksudkan untuk pertahanan, dan bahwa kemampuan pertahanan Iran tidak akan pernah mengalami negosiasi.
Pada Februari 2018, Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Sayy Ali Khamenei menyerukan upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan pertahanan Iran, membalas musuh karena membantah program rudal negara. "Tanpa ragu-ragu, negara harus bergerak untuk memperoleh apa pun yang diperlukan untuk pertahanan, bahkan jika seluruh dunia menentangnya," kata Ayatollah Khamenei saat itu.
Sumber: Tempo.co