Pemerintah Indonesia dalam upaya pembangunan kesejahteraan masyarakat pada dasarnya mengacu tujuan dari sila ke-lima Pancasila, yang lebih menekankan pada prinsip keadilan sosial dan secara eksplisit konstitusinya pada pasal 27 dan 34 UUD 1945 yang mengamanatkan tanggung jawab pemerintah dalam pembangunan kesejahteraan masyarakat.
Namun demikian, amanat konstitusi tersebut belum sepenuhnya dipraktekkan secara konsekuen baik pada masa orde baru maupun era reformasi saat ini.
Pembangunan kesejahteraan masyarakat dinilai hanya sebatas jargon dan belum terintegrasi dengan strategi pembangunan ekonomi karena penanganan kendala pembangunan masih belum menyentuh persoalan mendasar.
Hal ini tampak dari berbagai indikator pembangunan, antara lain kurangnya infrastruktur fisik, rendahnya kualitas pendidikan dan kesehatan, dan lain sebagainya.
Masyarakat pada umumnya belum mengenal dengan baik mengenai arti pentingnya kesejahteraan masyarakat dan pemahaman yang jelas mengenai apa itu kesejahteraan masyarakat.
Masyarakat cenderung mengartikan kesejahteraan masyarakat semata-mata sebagai kegiatan pemberian bantuan barang dan uang kepada kelompok masyarakat miskin atau rehabilitasi masyarakat yang dilakukan di panti-panti sosial seperti panti jompo, panti asuhan, panti karya wanita dan lain-lain.
Padahal esensi pembangunan kesejahteraan sosial adalah sebagai kegiatan “pemberdayaan” masyarakat melalui pemberian modal usaha, penyediaan kredit mikro, pelatihan keterampilan usaha ekonomi produktif dan lain-lain.
Upaya mengangkat derajat kesejahteraan sosial tersebut dapat dipandang sebagai bagian dari investasi sosial yang ditujukan untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas SDM bangsa Indonesia, sehingga mampu menjalankan tugas-tugas kehidupan secara mandiri sesuai dengan nilai-nilai yang layak bagi kemanusiaan.
Dalam hal ini, pembangunan kesejahteraan sosial dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kesenjangan sosial ekonomi. Kampung Leuwi Bengkok merupakan salah satu wilayah yang berada di Desa Neglasari, Kecamatan Lengkong yang memiliki permasalahan utama yang berkenaan dengan kesejahteraan masyarakat.
Sampai saat ini memang banyak upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk mempercepat pembangunan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai program, akan tetapi sampai saat ini kondisi pembangunan kesejahteraan masyarakat masih jalan-jalan ditempat. Ditambah lagi situasi pandemi covid-19 semakin membuat masyarakat kian terpuruk.
Salah satu dampak paling terlihat yang diakibatkan oleh pandemic ini adalah meningkatnya pengangguran di kampung Leuwi Bengkok. Mayoritas penduduk yang bekerja sebagai tukang kuli bangunan dan pekerja jalan dan beberapa sebagai karyawan pabrik menyebabkan banyak yang kehilangan pekerjaannya akibat dirumahkan.
Selain itu, para warga yang berprofesi sebagai petani juga banyak yang mengalami kerugian akibat pandemic ini. Harga-harga pangan yang kian menurun serta sulitnya menjangkau konsumen akibat diterapkannya PPKM darurat di beberapa pasar menyebabkan pembeli berkurang dan dagangan tidak laku.
Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu adanya solusi yang tepat agar tercapainya masyarakat yang sejahtera dan makmur. dari segi geografis, wilayah Leuwi Bengkok adalah wilayah perkampungan yang hampir setiap warga masyarakatnya memiliki lahan untuk bertani.
Baca Juga :
Melihat hal tersebut, peluang terbesar untuk mencapai kesejahteraan masyarakat adalah dengan memaksimalkan hasil bumi masyarakat. Ada beberapa kendala yang dihadapi para petani saat ini.
Pembelian pupuk, bibit, perawatan serta pembangunan saluran air menjadi kendala para petani. Hal ini menyebabkan beberapa petani tidak dapat meningkatkan produktivitas hasil pertanian mereka. Tentu saja ini menjadi suatu permasalahan yang harus dipecahkan dan ditangani oleh pemerintah.
solusi untuk permasalahan tersebut tentu saja dengan membangun saluran air atau irigasi. Seperti yang kita tahu, dalam bidang pertanian, air menjadi sesuatu yang sangat berperan penting.
Peranannya dapat menentukan apakah hasil panen akan meningkat atau justru menurun. Selain itu, pupuk yang baik dan harga yang terjangkau juga akan dapat meningkatkan minat dan motivasi para petani.
Selain itu, kurangnya pemahaman para petani tentang cara bertani yang benar juga menjadi salah satu masalah. Selama ini para petani hanya mengandalkan keterampilan yang mereka pelajari turun temurun dan pengalaman saja, tanpa tahu apakah itu cara bertani yang baik atau bukan.
Solusinya yaitu dengan menyelenggarakan pelatihan bertani kepada para petani di tiap kampung atau dusun. Kemudian membuat suatu program pertanian yang dapat menarik minat para anak muda kaum milenial agar tertarik untuk bertani. Seperti yang kita tahu, kaum milenial saat ini jarang sekali yang berminat dalam bertani.
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di daerah Leuwi Bengkok Desa Neglasari kecamatan Lengkong ini dapat dilakukan salah satunya melalui sektor pertanian.
Namun ada beberapa kendala permasalahan yang dihadapi oleh para petani. Yang pertama adalah masalah saluran air atau irigasi. Solusi yang dapat dilakukan pemerintah adalah dengan membuat saluran irigasi yang dapat menyuplai air untuk para petani.
Masalah selanjutnya adalah mahalnya harga pupuk, solusinya sudah dilakukan pemerintah yaitu dengan adanya kartu tani. Masalah yang terakhir adalah kurangnya pemahaman para petani tentang cara bertani yang baik dan benar.
Solusinya yaitu dengan melaksanakan beberapa pelatihan kepada petani sehingga dapat meningkatkan produktifitas lahan pertanian mereka.
Demikian artikel ini, semoga bermanfaat.
Penulis Artikel Siti Septia Aprilia Mahasiswa Universitas Nusaputra Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Leuwi Bengkok Melalui Sektor Pertanian